Tekan Cina, Amerika Perkuat Militernya di Laut Cina Selatan

Jumat, 15 Mei 2020 10:16 WIB

Amerika Serikat menerbangkan dua bomber B 1B Lancer di atas Laut Cina Selatan, sebelum kembali ke pangkalan udara Andersen, Guam, 7 Juli 2017. Sebelumnya, kedua bomber berlatih bersama Pasukan Bela Diri Jepang di Laut Cina Timur. USAF/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan Amerika dan Cina terkait virus Corona tidak menghentikan ketegangan di antara keduanya di Laut Cina Selatan. Alih-alih meredakan, Amerika malah terus menekan Cina di zona perairan yang rawan sengketa tersebut. Hal itu dilakukan dengan memperkuat kehadiran militernya.

Dikutip dari CNN, beberapa pekan terakhir, Amerika konsisten mengirimkan armada Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya ke Laut Cina Selatan. Salah satu yang dikirim ke sana adalah Pesawat B-1 Lancer, salah satu bomber andalan Amerika selain B-2 Spirit dan B-52 Stratofortreess. Tujuannya tak lain untuk menunjukkan bahwa Amerika (masih) hadir di Laut Cina Selatan di kala pandemi virus Corona.

"Cina mencoba memanfaatkan perhatian terhadap virus Corona untuk memajukan agenda militer dan ekonominya (di Laut Cina Selatan)," ujar juru bicara Komando Indo-Pacific Amerika, Kapten Michael Kafka, sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat, 15 Mei 2020.

Kafka melanjutkan bahwa pandemi yang terjadi, di mana Amerika menjadi episentrumnya, tidak berdampak signifikan terhadap kekuatan militer Amerika. Militer Amerika, kata ia, masih bisa merespon Cina dengan cepat di Laut Cina Selatan. Hal itu bisa dilihat dari sisi armada hingga alutsista.

Sebagai contoh, kata Kafka, armada Angkatan Laut Amerika mengerahkan semua kapal selamnya ke ke Laut Cina Selatan pada hari Rabu kemarin. Selain itu, Amerika juga menerbangkan empat B-1 Lancer mereka di atas Laut Cina Selatan dalam beberapan pekan terakhir. Hal tersebut diikuti dengan penempatan 200 personel dari Pangkalan Udara Dyess di Texas ke Guam, tak jauh dari Laut Cina Selatan

Kafka mengklaim semua pengerahan itu bertujuan untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Selain itu, untuk menantang Cina yang mencoba mengklaim Kepulauan Paracel dan Spratly di Laut Cina Selatan yang diduga telah beroperasi menjadi basis militer baru.

Menanggapi aksi Amerika, Cina meminta Amerika untuk fokus saja menangani virus Corona. Apalagi, virus bernama resmi COVID-19 itu, per hari ini, sudah memakan 86 ribu korban jiwa.

"Cina mengimbau Amerika untuk fokus saja mencegah dan mengendalikan virus Corona. Buatlah lebih banyak kontribusi terhaap upaya memerangi COVID-19 dan segera hentikan segala operasi militer yang bisa menganggu perdamaian dan stabilitas," ujar juru bicara Militer Cina, Kolonel Li Huamin.

Kementerian Pertahanan Amerika balik merespon pernyataan Cina. Mereka mengaku terganggu dengan sikap Cina yang oportunis, memanfaatkan masa pandemi untuk memperkuat pengaruh di Laut Cina Selatan.

"Kami khawatir dengan aksi-aksi Cina untuk menekan negara-negara tetangganya demi klaim di Laut Cina Selatan," ujar juru bicara Pentagon, Kolonel Dave Eastburn.

Beberapa hari terakhir, ketegangan di Laut Cina Selatan memang meningkat. Selain pertunjukkan kekuatan dari Amerika, Vietnam juga mulai memberontak dari larangan Cina soal melaut di Kepulauan Paracel. Cina, di satu sisi, diduga telah mengoperasikan pulau buatannya di Kepulauan Spratly sebagai basis militer baru. Hal itu terindikasi dari adanya aktivitas pesawat militer Cina di sana.

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

19 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya