Virus Corona, Otoritas Korea Selatan Lacak Data Telekomunikasi
Selasa, 12 Mei 2020 15:56 WIB
TEMPO.CO, Seoul – Otoritas Korea Selatan sedang menyisir data digital, kartu kredit, dan rekaman closed-circuit television untuk melacak identitas orang-orang yang kemungkinan terpapar virus Corona.
Mereka adalah para pengunjung sejumlah kelab malam, yang menjadi salah satu klaster terbesar penyebaran virus Corona di Seoul, Korea Selatan.
“Ada lebih 100 kasus baru infeksi virus Corona terkait dengan kelab malam,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 12 Mei 2020.
Ini membuat otoritas Korea Selatan merasa khawatir bakal munculnya gelombang kedua infeksi virus Corona.
Hingga Selasa ini, otoritas telah mengetes secara medis ribuan orang pengunjung sejumlah kelab malam di kawasan hiburan Itaewon, Seoul.
Namun, otoritas meyakini masih ada ribuan lainnya yang belum terlacak dan menjalani tes medis virus Corona.
Otoritas merasa khawatir sebagian orang takut menjalani tes dan bersembunyi karena kawasan Itaewon ini dikenal sebagai tempat kafe dan bar untuk gay.
“Kami menggunakan stasiun telekomunikasi untuk mencari informasi, dan transaksi kartu kredit dari sejumlah kelab malam,” kata Tae-ho, pejabat kementerian Kesehatan, kepada media.
Menurut dia, ada 1.982 orang yang belum terlacak keberadaannya.
Menurut Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea atu KCDC ada 102 orang yang terbukti positif terinfeksi virus Corona setelah mengunjungi kelab malam di Itaewon.
Wali Kota Seoul, Park Won-soon, mengatakan ada 7.272 orang yang menjalani tes virus Corona terkait klaster kelab malam ini. Mereka termasuk anggota keluarga dan rekan kerja dari pengunjung kelab malam ini.
Wabah virus Corona menyebar di Kota Wuhan, Cina, sejak Desember 2019. Wabah ini telah menelan korban jiwa sebanyak sekitar 283 ribu orang di 185 negara. Korban sembuh sebanyak 1.4 juta orang seperti dilansir situs Johns Hopkins University.
Sekitar 4.1 juta orang terinfeksi. AS mencatat ada 1.3 juta orang terinfeksi virus Corona dengan korban jiwa sebanyak sekitar 80 ribu orang dan 216 ribu orang sembuh.