Muhyiddin Yassin Izinkan Bisnis di Malaysia Beroperasi Kembali

Jumat, 1 Mei 2020 12:44 WIB

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin telah meminta warga Malaysia untuk mematuhi Perintah Kontrol Gerakan (lockdown) pemerintah mulai Rabu, 18 Maret 2020.[Bernama/Astroawani]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Muhyiddin Yassin memperbolehkan bisnis di Malaysia beroperasi lagi pada tanggal 4 Mei nanti. Hal tersebut menyusul keputusan untuk mulai melonggarkan lockdown virus Corona (COVID-19) demi perekonomian Malaysia.

"Karena menghentikan kegiatan ekonomi saja menghentikan pendapatan sebuah negara. Pajak tidak bisa ditagih, industri tidak bisa tumbuh, dan pertumbuhan ekonomi terhalang. Apa yang ingin kami hindari adalah tutupnya bisnis dan masyarakat kehilangan pekerjaan," ujar Yassin sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Jumat, 1 Mei 2020.

Yassin melanjutkan bahwa hampir semua sektor bisnis akan diperbolehkan beroperasi lagi. Namun, hal tersebut bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi virus Corona di Malaysia. Selain itu, pembatasan sosial harus tetap diberlakukan.

Bentuk bisnis yang belum akan diperbolehkan beroperasi kembali, kata Yassin, adalah bisnis hiburan. Kegiatan ekonomi di sektor tersebut akan tetap dilarang untuk sementara waktu. Dengan kata lain, tidak akan ada yang namanya bioskop, tempat karaoke, dan klub hiburan yang buka.

Di luar sektor ekonomi, tidak akan ada banyak perubahan. Yassin mengatakan, kegiatan belajar mengajar di sekolah masih akan tetap ditunda. Selain itu, perjalanan antar kota dan luar negeri, tak terkecuali dalam rangka mudik atau pulang kampung, juga masih dilarang.

"Kami harus menyeimbangkan antara menyelamatkan negara ini dengan pengendalian pandemi virus Corona," ujar Yassin yang juga menyampaikan bahwa pembatasan sosial yang lebih ketat akan diberlakukan. Sebab, berdasarkan situasi di negara lain, pelonggaran lockdown selalu memicu pertumbuhan kasus baru.

Pakar kesehatan publik dari Koalisi Kesehatan Malaysia, Sharifa Ezat Wan Puteh, menyatakan bahwa pelonggaran lockdown akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, berarti Malaysia harus lebih teliti dan tegas lagi dalam memastikan pembatasan sosial berjalan.

"Kita sudah melakukan banyak hal dengan benar. Pembatasan sosial, pelacakan kontak, karantina, isolasi diri, serta menempatkan pasien tanpa gejala di rumah sakit. Sekarang, pemerintah harus tegas dalam hal kumpul-kumpul dan perjalanan," ujar Wan Puteh, menyinggung Idul Fitri yang akan datang.

Hingga berita ini ditulis, Malaysia memiliki 6002 kasus dan 102 korban meninggal akibat virus Corona. Untuk menekan angka tersebut, sejak pertengahan Maret lalu, Malaysia menerapkan lockdown. Menurut Muhyiddin Yassin, dampak ekonominya, Malaysia kehilangan 2,4 miliar Ringgit Malaysia per harinya.

ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

10 jam lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

15 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

1 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya