Muhyiddin Yassin Izinkan Bisnis di Malaysia Beroperasi Kembali
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Jumat, 1 Mei 2020 12:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Muhyiddin Yassin memperbolehkan bisnis di Malaysia beroperasi lagi pada tanggal 4 Mei nanti. Hal tersebut menyusul keputusan untuk mulai melonggarkan lockdown virus Corona (COVID-19) demi perekonomian Malaysia.
"Karena menghentikan kegiatan ekonomi saja menghentikan pendapatan sebuah negara. Pajak tidak bisa ditagih, industri tidak bisa tumbuh, dan pertumbuhan ekonomi terhalang. Apa yang ingin kami hindari adalah tutupnya bisnis dan masyarakat kehilangan pekerjaan," ujar Yassin sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Jumat, 1 Mei 2020.
Yassin melanjutkan bahwa hampir semua sektor bisnis akan diperbolehkan beroperasi lagi. Namun, hal tersebut bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi virus Corona di Malaysia. Selain itu, pembatasan sosial harus tetap diberlakukan.
Bentuk bisnis yang belum akan diperbolehkan beroperasi kembali, kata Yassin, adalah bisnis hiburan. Kegiatan ekonomi di sektor tersebut akan tetap dilarang untuk sementara waktu. Dengan kata lain, tidak akan ada yang namanya bioskop, tempat karaoke, dan klub hiburan yang buka.
Di luar sektor ekonomi, tidak akan ada banyak perubahan. Yassin mengatakan, kegiatan belajar mengajar di sekolah masih akan tetap ditunda. Selain itu, perjalanan antar kota dan luar negeri, tak terkecuali dalam rangka mudik atau pulang kampung, juga masih dilarang.
"Kami harus menyeimbangkan antara menyelamatkan negara ini dengan pengendalian pandemi virus Corona," ujar Yassin yang juga menyampaikan bahwa pembatasan sosial yang lebih ketat akan diberlakukan. Sebab, berdasarkan situasi di negara lain, pelonggaran lockdown selalu memicu pertumbuhan kasus baru.
Pakar kesehatan publik dari Koalisi Kesehatan Malaysia, Sharifa Ezat Wan Puteh, menyatakan bahwa pelonggaran lockdown akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, berarti Malaysia harus lebih teliti dan tegas lagi dalam memastikan pembatasan sosial berjalan.
"Kita sudah melakukan banyak hal dengan benar. Pembatasan sosial, pelacakan kontak, karantina, isolasi diri, serta menempatkan pasien tanpa gejala di rumah sakit. Sekarang, pemerintah harus tegas dalam hal kumpul-kumpul dan perjalanan," ujar Wan Puteh, menyinggung Idul Fitri yang akan datang.
Hingga berita ini ditulis, Malaysia memiliki 6002 kasus dan 102 korban meninggal akibat virus Corona. Untuk menekan angka tersebut, sejak pertengahan Maret lalu, Malaysia menerapkan lockdown. Menurut Muhyiddin Yassin, dampak ekonominya, Malaysia kehilangan 2,4 miliar Ringgit Malaysia per harinya.
ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST