Strategi Vietnam Lawan Virus Corona, Karantina Hingga Tes Massal

Kamis, 30 April 2020 15:00 WIB

Sejumlah pengendara sepeda motor melintas di jalanan setelah pemerintah melonggarkan aturan lockdown di tengah pandemi COVID-19 di Ho Chi Minh, Vietnam, 25 April 2020. REUTERS/Yen Duong

TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam, negara berpenduduk 96 juta orang yang berbatasan dengan Cina, dengan sumber daya terbatas berhasil mengendalikan virus Corona di mana banyak negara kaya dan lebih maju tidak dengan melawan virus ini.

Pemerintah secara resmi melaporkan 270 kasus yang relatif kecil dan nol kematian. Angka ini memberi Vietnam kesempatan untuk menghidupkan kembali ekonominya jauh lebih cepat daripada kebanyakan negara lain, menurut beberapa ahli kesehatan masyarakat yang diwawancarai oleh Reuters.

Sebagai perbandingan, tetangganya yang sedikit lebih padat penduduknya di Filipina, telah melaporkan hampir 30 kali lebih banyak kasus dan lebih dari 500 kematian.

Para pakar kesehatan masyarakat mengatakan Vietnam berhasil karena melakukan langkah-langkah awal dan tegas untuk membatasi perjalanan masuk, menempatkan puluhan ribu orang ke karantina dan dengan cepat meningkatkan penggunaan tes dan sistem untuk melacak orang-orang yang mungkin telah terpapar virus.

Warga mendapatkan beras gratis yang di bagikan di gereja Kathedral Saint Joseph saat pandemi virus corona atau COVID-19 di Hanoi, Vietnam, 27 April 2020. REUTERS/Kham

Advertising
Advertising

Seorang pengusaha Vietnam bernama Phan Quoc Viet mendapat panggilan pejabat pemerintah pada akhir Januari tepat setelah Tahun Baru Imlek.

Saat itu Vietnam telah mendeteksi dua kasus pertama dari virus Corona baru beberapa hari sebelumnya, dan pemerintah telah menghubungi perusahaan-perusahaan dengan pengalaman tes medis untuk bantuan darurat.

Viet diminta pemerintah agar perusahaannya menyediakan alat tes virus Corona secepat dan sebanyak mungkin.

Vietnam juga menambah jumlah laboratorium yang dapat menguji COVID-19 dari tiga pada awal wabah pada Januari menjadi 112 pada April.

Pada hari Rabu, 213.743 tes telah dilakukan di Vietnam, yang 270 di antaranya positif, menurut data kementerian kesehatan.

Vietnam telah dibantu, kata para ahli, dengan kombinasi kepemimpinan tersentralisasi dan ekonomi pasar terbuka, dan populasi dengan memori epidemi sebelumnya yang siap bekerja sama. Lalu apa saja strategi agresif Vietnam untuk mengendalikan virus Corona dengan cepat?

Produksi massal alat tes Corona dan tutup perbatasan

Pada akhir Februari ketika Presiden AS Donald Trump masih meremehkan bahaya virus Corona, Viet dan rekan-rekannya mulai mencari komponen penting yang diperlukan untuk memproduksi massal akat tes COVID-19 dari Amerika Serikat dan Jerman.

Dikutip dari Reuters, 30 April 2020, para peneliti di Universitas Kedokteran Militer milik pemerintah Vietnam, bekerja sama dengan Viet A Corp, telah merancang alat uji, dan pemerintah menyerahkan lisensi kepada perusahaan swasta untuk memproduksi secara massal alat tersebut. Viet mengatakan alat tes perusahaannya, yang dapat melakukan beberapa tes, sekarang telah menyediakan 250.000 tes di Vietnam dan telah mengekspor alat tes dengan kapasitas untuk 20.000 tes.

Seorang petugas kesehatan bersiap menyemprotkan disinfektan di dalam pesawat Vietnam Airlines untuk melindungi dari wabah Virus Corona di bandara Noi Bai di Hanoi, Vietnam, 21 Februari 2020. REUTERS/Kham

Pada 23 Januari, Vietnam menangguhkan penerbangan menuju dan dari kota Wuhan di Cina, di mana wabah dimulai, segera setelah menemukan dua kasus pertamanya. Vietnam bertindak cepat meskipun WHO pada saat itu hanya memberi saran terhadap pembatasan perjalanan. Seminggu setelah itu, Vietnam secara efektif menutup perbatasan 1.400 km dengan Cina untuk semua bidang kecuali perdagangan penting.

Pada pertengahan Maret, Vietnam membuat pemakaian masker wajib di tempat-tempat umum secara nasional, jauh lebih dulu di sebagian besar negara lain dan tidak mengindahkan nasihat WHO bahwa hanya orang-orang dengan gejala yang harus memakainya. Beberapa pabrik garmen Vietnam beralih membuat masker bedah dan kain untuk memenuhi permintaan.

Sampai saat ini WHO belum berkomentar terkait pengabaian Vietnam terhadap saran WHO terkait pengendalian virus Corona.

Karantina massal

Peningkatan tes massal virus Corona Vietnam berlangsung bersamaan dengan program penelusuran kontak menyeluruh dan karantina puluhan ribu orang, banyak dari mereka yang pulang ke Vietnam untuk melarikan diri dari wabah yang semakin memburuk di Eropa dan Amerika Serikat.

Tes Viet A Corp pertama kali digunakan pada 4 Maret, kata Viet. Enam minggu sebelum itu, Vietnam secara bertahap meningkatkan tes, tetapi jumlah orang dengan virus tetap di bawah 20. Pada minggu kedua Maret, jumlah itu lebih dari dua kali lipat.

Pada awal Maret, hanya sebagian kecil dari puluhan ribu kedatangan di pusat-pusat karantina yang dikelola militer yang didirikan untuk menampung mereka yang telah dites virus, menurut data kementerian kesehatan. Tetapi pada awal April angka pengujian mulai melampaui jumlah yang ada di karantina.

Petugas medis menguji dan menguji ulang kasus yang dicurigai, berangsur-angsur keluar dari karantina mereka yang dites negatif beberapa kali. Banyak tes juga dilakukan pada kelompok orang yang tidak berada di karantina yang mungkin terpapar virus.

Alun-alun Dong Kinh Nghia Thuc terlihat hampir kosong selama wabah penyakit virus Corona (COVID-19) di Hanoi, Vietnam, 27 Maret 2020. [REUTERS / Kham]

Respons cepat Vietnam tampaknya tidak terhambat oleh pensiunnya menteri kesehatan pada November. Penjabat sementara menteri kesehatan adalah Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, seorang pejabat Partai Komunis yang tidak memiliki pengalaman kesehatan masyarakat, telah muncul sebagai pahlawan di media sosial karena perannya memimpin satuan tugas virus Corona Vietnam.

Baik Dam maupun Wakil Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long tidak bersedia untuk diwawancara.

Todd Pollack, seorang spesialis penyakit menular yang berbasis di Hanoi di Harvard Medical School, mengatakan bahwa kurang dari 10% orang yang dites positif virus di Vietnam berusia lebih dari 60 tahun, kelompok usia yang paling mungkin meninggal akibat COVID-19.

"Angka fatalitas kasus di Korea Selatan sekitar 2%, sebagian karena mereka menguji begitu luas," kata Pollack. "Jika kita menerapkan angka itu ke jumlah kasus Vietnam yang dikonfirmasi, dan mempertimbangkan faktor-faktor lain ini, kita dapat memahami bagaimana mereka (Vietnam) menghindari kematian sejauh ini."

Semua pasien, lanjutnya, dipantau secara ketat di fasilitas kesehatan dan diberikan perawatan medis yang baik. Pollack mengatakan perbandingan yang baik dengan Vietnam adalah Korea Selatan, negara lain yang berhasil meluncurkan program pengujian besar dan menjaga kematian relatif rendah.

Krutika Kuppalli, seorang dokter penyakit menular dan peneliti biosekuriti di Johns Hopkins Center for Health Security, mengatakan tidak ada cara untuk mengetahui keberhasilan penanganan virus secara pasti. Tetapi Krutika mengatakan Vietnam telah melakukan pekerjaan yang bagus dengan respons cepat mereka mengendalikan virus Corona sejak dini, disertai tes Corona massal dan mengisolasi serta mengkarantina orang-orang.

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

6 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

2 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

3 hari lalu

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Vietnam akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Al Janoub pada Sabtu dinihari, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

3 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

4 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

6 hari lalu

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

Ministry of Marine Affairs and Fisheries has allowed the resumption of lobster larvae exports. The cultivation must be in Vietnam.

Baca Selengkapnya