Virus Corona, Direktur WHO Tanggapi Kritik

Selasa, 28 April 2020 18:35 WIB

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO. Sumber: Reuters / Denis Balibouse/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan negara-negara yang mengabaikan nasehat WHO pada akhir Januari 2020 lalu kurang sukses mengatasi pandemik COVID-19. Peringatan itu dilontarkan saat WHO dan para pemimpin dunia menghadapi kritik soal kesalahan penangan krisis ini.

“Pada 30 Januari 2020, kami telah mendeklarasikan level tertinggi darurat global untuk COVID-19. Saat itu jika Anda ingat, hanya ada 82 kasus virus corona di luar Cina. Tidak ada kasus di Amerika Latin atau Afrika. Di Eropa, hanya 10 kasus. Sisanya, tidak ada kasus dibelahan negara lain. Jadi, dunia harusnya mendengarkan WHO dengan baik,” kata Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi pers virtual, Senin, 27 April 2020, seperti dikutip dari rt.com.

Sekarang ini total di seluruh dunia ada lebih dari 3 juta kasus COVID-19 yang tercatat. Sudah 210 ribu orang meninggal karena virus ini.

Advertising
Advertising

Menurut Ghebreyesus, negara-negara di dunia harusnya mengikuti nasehat WHO dengan cara melakukan tes virus corona secara luas terhadap masyarakat dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk melacak kemana saja pasien virus corona melakukan kontak.

WHO hanya badan yang berkapasitas memberikan nasehat, namun tidak bisa memaksa negara-negara untuk mengikuti rekomendasi WHO.

Kendati WHO pada 30 Januari 2020 sudah mendeklarasikan wabah virus corona sebagai sebuah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi kekhawatiran internasional, lembaga itu masih dihujani kritik. Di antara kritik yang terlontar WHO dinilai terlambat mendeklarasikan darurat Kesehatan untuk wabah virus corona. WHO juga disebut tidak menyampaikan keseriusan pandemik ini.

Organisasi pimpinan Ghebreyesus dinilai meyakinkan masyarakat dua pekan sebelum pernyataan darurat wabah virus corona bahwa virus corona ini tidak bisa menular dari manusia ke manusia dan bahkan ketika infeksi naik pada akhir Januari – awal Februari, WHO berkeras larangan bepergian khususnya ke Cina, tidak efektif dan hanya mempromosikan stigma.

Di kancah internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menjadi salah satu pengkritik WHO paling lantang. Trump menuding WHO telah salah kelola dan menutup-nutupi penyebaran virus corona. Kondisi ini membuat Amerika Serikat menarik pendanaan ke WHO tanpa batas waktu yang ditentukan.

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Rektor Unri soal Kritik Uang Pangkal yang Berujung ke Polisi: Harusnya Disampaikan dengan Etika

1 hari lalu

Kuasa Hukum Rektor Unri soal Kritik Uang Pangkal yang Berujung ke Polisi: Harusnya Disampaikan dengan Etika

Mahasiswa Universitas Riau (Unri), Khariq Anhar, dilaporkan Rektor Unri, Sri Indarti, ke Polda Riau usai mengkritik kebijakan uang pangkal

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

2 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

5 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

5 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya