Inggris Optimistis Pembahasan Brexit Tak Terdampak Corona

Selasa, 28 April 2020 06:00 WIB

Masyarakat menyelenggarakan Hari Brexit pada 31 Januari 2020 di Parliamentary Square

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Inggris, Michael Gove, optimistis pandemi virus Corona tidak akan mempengaruhi kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa. Ia tetap berkeyakinan kesepakatan tersebut bisa tercapai sebelum akhir 2020 sebagaimana ditetapkan bersama.

"Menurut kami masih sangat mungkin untuk menyelesaikan negosiasi Brexit berdasarkan tengat waktu yang ditetapkan," ujar Gove sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Senin, 27 April 2020

Gove melanjutkan bahwa Pemerintah Inggris pun tidak mempertimbangkan untuk meminta perpanjangan tengat kepada Uni Eropa. Sebab, jika pemerintah Inggris meminta perpanjangan, maka sama saja Inggris harus membayar keanggotaan ke Uni Eropa tahun ini.

"Itu berarti kami harus membayar lebih banyak uang ke Uni Eropa sementara uang tersebut lebih baik digunakan untuk para pekerja medis kami," ujar Gove, dikutip dari Yahoo.

"Saya pribadi tidak melihat perpanjangan tengat sabagai langkah yang pas. Jika pada akhirnya Inggris dan Uni Eropa tidak berhasil mencapai kesepakatan, maka aktivitas dagang antara Inggris dan Uni Eropa akan mengacu pada aturan WTO (Organisasi Dagang Dunia)," ujar Gove menambahkan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Inggris tengah berada dalam tahap transisi usai memastikan keluar dari Uni Eropa pada tanggal 31 Januari lalu. Dalam tahap transisi itu, yang akan berakhir pada 31 Desember nanti, Inggris harus mulai menetapkan kesepakatan apa saja yang akan dipertahankan dengan Uni Eropa.

Salah satu yang menjadi perhatian utama dari masa transisi tersebut adalah kesepakatan dagang antara Inggris dan negara-negara Eropa. Sebab, secara teknis, Inggris tidak berhak lagi masuk ke pasar tunggal Uni Eropa sejak keluar dari sana. Namun, Inggris ingin tetap mendapat akses ke sana.

Saat ini, Inggris dan Uni Eropa memiliki dua kesempatan lagi untuk saling berdiskusi soal kesepakatan mereka. Dua pembahasan itu akan berlangsung pada tanggal 11 Mei nanti dan 1 Juni. Sesudahnya, pertemuan tingkat tinggi akan digelar untuk mengevaluasi dua hasil pembahasan sebelumnya.

Kontras dengan Inggris, Uni Eropa malah sangsi Inggris tidak akan mengajukan perpanjangan waktu. Menurut negosiator dari Uni Eropa, Michel Barnier, Inggris tidak membuat banyak perkembangan terkait Brexit sejauh ini.

"Inggris gagal membuat perkembangan yang substansial, baik dalam hal kesepakatan dagang maupun soal perikanan. Inggris tidak bisa menolak perpanjangan masa transisi Brexit sementara, di saat bersamaan, memperlamban diskusi untuk topik topik penting," ujar Barnier.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | YAHOO NEWS

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

8 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

19 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

19 jam lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

23 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya