TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris menghabiskan hampir setengah miliar pound untuk biaya transportasi Brussels – Inggris terkait negosiasi Brexit. Hal itu terungkap saat surat kabar Inggris, the Guardian melayangkan sebuah permohonan kebebasan informasi ke Department for Exiting the European Union (DExEU).
Dikutip dari aa.com.tr, data DExEU memperlihatkan Pemerintah Inggris telah menghabiskan £464,343 atau sekitar Rp 8,2 miliar untuk biaya tiket pesawat terbang dan kereta mengurus proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Biaya sebesar itu dikeluarkan sejak Inggris melakukan referendum pada 2016 sampai 31 Desember 2019.
Anggota Parlemen Eropa bereaksi setelah memberikan suara pada kesepakatan Brexit selama sesi pleno di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia 29 Januari 2020. [REUTERS / Yves Herman / Pool]
Data DExEU mengungkap pula pejabat di sejumlah kementerian dan PNS total sudah melakukan 2.241 perjalanan Ibu Kota Brussels – London selama periode itu. Pada Maret 2018, biaya yang dikeluarkan sangat banyak atau ketika mantan Perdana Menteri Inggris Theresa Mei menarik kesepakatan dan melakukan serangkaian negosiasi untuk mencari jalan keluar terkait wilayah perbatasan Irlandia Utara, dimana negosiasi ini berlangsung memanas.
“Tentu saja kesempatan untuk melakukan perjalanan itu penting. Namun dari skala biaya ini sungguh konyol, mengingat ada sejumlah PNS asal Inggris yang secara permanen ditempatkan di Brussels,” kata Sam Packer dari Aliansi Pembayar Pajak.
Menanggapi hal ini, seorang juru bicara Pemerintah Inggris mengatakan karena bersifat penting, maka pejabat Pemerintah Inggris melakukan perjalanan dinas ke Brussels. Ibu Kota Brussels di Belgia adalah kantor pusat Uni Eropa. Sebelumnya pada 2017, Institute Pemerintah memperkirakan biaya penerapan Brexit bisa mencapai £ 2 miliar atau Rp 35 triliun.