Bangladesh Tutup Pintu Bagi Pengungsi Rohingya

Sabtu, 25 April 2020 18:13 WIB

Ribuan pengungsi Rohingya di Bangladesh memperingati tahun kedua pembantaian terhadap etnis itu dengan melakukan aksi turun ke jalan. Sumber: Yahoo News

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 500 pengungsi Rohingya yang dibawa oleh 2 kapal pukat terkatung-katung di Teluk Bengala dekat kamp pengungsi Cox' Bazar, Bangladesh. Namun pemerintah Bangladesh menegaskan tidak seorang pun pengungsi Rohingya diizinkan masuk sekalipun diminta PBB dan organisasi HAM.

"Saya menolak untuk mengizinkan Rohingya masuk ke negara ini karena Bangladesh selalu diminta bertanggung jawab terhadap negara lain. Kami tidak bisa lagi mengizinkan masuk Rohingya," kata A.K. Abdul Momen, menteri luar negeri Bangladesh kepada BenarNews pada Kamis malam, 23 April 2020.

"Sebelumnya, kami menerima Rohingya yang tertangkap di Teluk Benggala. Sekarang, semakin banyak kapal menunggu masuk Bangladesh," ujarnya.

Lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya tanpa kewarganegaraan datang dari Myanmar masuk Bangladesh sebagai pengungsi tinggal di kamp dan penampungan di Cox's Bazar.

Gelombang pengungsi Rohingya terbesar masuk Bangladesh pada Agustus 2017, saat sekitar 740 ribu Rohingya melarikan diri dari tindakan kekerasan brutal pasukan militer Myanmar setelah sekelompok pemberontak menyerang pos keamanan.

Advertising
Advertising

Pernyataan Menteri Abdul Momen menolak masuk pengungsi Rohingya telah diteruskan ke pengawas keamanan pantai perbatasan Bangladesh dan Myanmar.

"Kapal pukat membawa Rohingya yang berusaha memasuki Bangladesh akan diusir," kata M. Saiful Islam, aparat keamanan Penjaga Pantai Zona Timur Chittagong kepada BenarNews yang berafiliasi dengan Radio Free Asia, 23 April 2020.

Alasan wabah Corona juga menjadi alasan Menteri Abdul Momen menolak masuk pengungsi Rohingya. Dia mengatakan, ribuan warga Bangladesh telah kembali dari luar negeri karena wabah itu. Sehingga tidak ada lagi tempat penampungan untuk warga asing atau pengungsi.

Badan Pengungsi PBB, UNHCR bersama Amnesty International mengeluarkan seruan bersama meminta seluruh negara menerima pengungsi Rohingya.

"Dalam konteks krisis Covid-19 yang belum pernah terjadi, seluruh negara harus menjaga perbatasannya. Namun langkah itu tidak seharusnya menutup jalan bagi pencari suaka atau memaksa mereka kembali dalam situasi membahayakan," demikian pernyataan UNHCR di situsnya.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

10 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

4 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya