Virus Corona Sudah Ada di Amerika Sejak Januari, Dikira Flu

Kamis, 23 April 2020 20:59 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan melakukan tes virus corona atau Covid-19 secara drive thru di Seattle, Washington, 17 Maret 2020. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Virus Corona ternyata sudah berada di Amerika jauh sebelum terdeteksi. Mengutip Channel News Asia, virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut sudah beredar di California sejak bulan Januari atau sebulan sebelum pemerintah Amerika mengumumkan kasus pertama. Hal tersebut diungkapkan oleh petugas medis Santa Clara County, California, bernama Sara Cody.

Cody mengungkapkan bahwa di bulan Januari lalu dia menerima perempuan lansia yang menderita gejala-gejala virus Corona. Namun, karena karakteristik virus Corona saat itu belum banyak diketahui, akhirnya pasien tersebut dianggap menderita flu berat. Belakangan, ketika data medis perempuan itu diperiksa kembali bersama CDC, baru diketahui bahwa dia sesungguhnya tertular virus Corona.

"Perempuan tersebut meninggal pada 6 Februari lalu, jauh sebelum pemerintah Amerika menyatakan ada laporan soal wabah virus Corona," ujar Cody sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 23 April 2020.

Pemerintah Amerika diketahui pertama kali melaporkan kematian akibat virus Corona pada 26 Februari lalu. Saat itu, korban adalah seorang pria berusia 30 tahun yang baru saja kembali dari Wuhan, Cina. Wuhan, di bulan Februari, masih merupakan episentrum pandemi virus Corona di dunia sebelum belakangan digantikan Amerika.

Seiring berjalannya waktu, otoritas kesehatan di Amerika mulai mengecek kembali data-data kematian semasa pandemi virus Corona. Kasus-kasus kematian yang terjadi di luar rumah sakit menjadi perhatian. Dari situ, terungkap bahwa sesungguhnya ada korban virus Corona yang meninggal di luar rumah sakit atau meninggal di rumah sakit namun belum sempat dinyatakan positif Corona.

Cody menyatakan, sejauh ini ada dua kasus kematian akibat Corona yang terjadi sebelum laporan pertama pemerintah. Selain kematian yang terjadi pada 6 Februari, kematian kedua terjadi pada 17 Februari. Keduanya sama-sama sempat dianggap menderita flu dan belum pernah melakukan perjalanan ke Wuhan.

"Apa yang bisa disimpulkan dari kematian mereka adalah kemungkinan sudah terjadi penularan virus Corona secara komunitas saat itu. Virus sudah hadir di Amerika jauh sebelum kita menyadarinya," ujar Cody.

Cody menambahkan bahwa saat itu California juga tengah menghadapi musim flu buruk. Walhasil, sangat wajar apabila virus Corona lolos dari pantauan. Apalagi, gejala virus Corona dan flu pada umumnya relatif mirip.

"Dan, ketika virus Corona dikonfirmasi telah ada di Amerika, parameter yang digunakan masih mengacu pada apakah pasien pernah berkunjung ke negara terdampak dan apakah mereka menderita gejala-gejala virus Corona," ujar Cody. Cody berkeyakinan bahwa angka kasus dan kematian akibat virus Corona sejauh ini belum sepenuhnya akurat.

Mengacu pada data dari Organisasi Kesehatan Dunia, Amerika memiliki 849 ribu kasus dan 47 ribu korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

6 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

9 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya