TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Cina memasang tiket pesawat yang sangat murah untuk menarik pelanggan setelah virus Corona menguras pendapatan industri penerbangan.

Administrasi Penerbangan Sipil Cina mencatat 39,8 miliar yen (Rp 87 triliun) pada kuartal pertama 2020 karena krisis wabah virus Corona. Kini, industri penerbangan mulai bangkit menutup kehilangan pendapatan karena wabah.

"Dengan kebijakan pemerintah untuk memulai kembali pekerjaan dan pabrik, penerbangan domestik perlahan-lahan kembali dan pasar penerbangan sipil Cina mulai menghangat kembali," seorang analis di VariFlight, sebuah perusahaan layanan data penerbangan yang berbasis di Cina, dikutip dari CNN, 22 April 2020.

Menurut data VariFlight, operasi maskapai di daratan Cina anjlok lebih dari 80% antara akhir Januari dan Februari.

Penerbangan domestik mulai pulih pada pertengahan Februari dan pada minggu ini telah naik hampir setengah dari level pra COVID-19.

Banting harga tiket penerbangan ini serupa ketika awal-awal virus Corona.

South China Morning Post melaporkan pada akhir Februari, salah satu maskapai di Cina menawarkan tiket pesawat untuk penerbangan domestik hanya sekitar 29 yuan (sekitar Rp 60 ribu) atau seharga secangkir kopi, karena menurunnya permintaan akibat virus Corona atau COVID-19.

Seorang perempuan yang mengenakan masker berjalan di Bandara Internasional Beijing Daxing, saat negara itu dilanda wabah virus Corona atau COVID-19, di Beijing, Cina 20 Februari 2020. [REUTERS / Tingshu Wang]

Sekarang maskapai penerbangan di Cina mulai bangkit. Maskapai regional termasuk Guizhou Airlines, Air Guilin, dan Hainan Airlines, menambahkan rute domestik baru untuk musim panas dan musim gugur untuk mengantisipasi permintaan penumpang.

Untuk saat ini, maskapai fokus pada liburan Hari Buruh yang akan datang, dari 1-5 Mei.

Beberapa maskapai penerbangan telah menawarkan penawaran rute domestik yang sangat murah, bahkan sampai dijuluki tiket "bok choy-price" oleh media lokal karena semurah harga sayuran.

Misalnya, maskapai Xinjiang China Southern Airlines menawarkan banyak rute hanya 10% hingga 20% dari harga aslinya.

Fliggy, salah satu platform pemesanan perjalanan online utama di Cina, menunjukkan bahwa tiket dari Beijing ke Yantai di provinsi Shandong, dengan jarak sekitar 700 kilometer, hanya seharga 80 yuan (Rp 175 ribu) untuk bulan Juni, atau sekitar 90% dari biasanya harga.

Menurut situs berita keuangan milik pemerintah STCN.com, Shenzhen Airlines menawarkan penerbangan dari Shenzhen ke Chengdu dengan harga 5 yuan (Rp 10 ribu) pada awal Maret.

Sementara itu, Shandong Airlines memperkenalkan kampanye tiket murahnya pada bulan April, menjual 20.000 voucher "Magic Boxes" dengan tiap tiket seharga 199 yuan (Rp 435 ribu).

Tidak seperti voucher normal, Magic Boxes ini hanya dapat dibuka selama dua periode tertentu selama kuartal keempat tahun ini dan dapat ditukar dengan tiket domestik dengan nilai berapapun.

Tidak kalah menarik perhatian tetapi juga ekonomis, West Air dan Urumqi Air menawarkan tiket "beli satu dapat satu", sementara Air Changan dan Hainan Airlines menjual beberapa promo paket penerbangan.

Misalnya paket keluarga Air Changan seharga 4.800 yuan (Rp 10,5 juta), dengan memungkinkan keluarga yang terdiri dari tiga hingga lima anggota untuk bepergian 12 kali selama setahun.

Meskipun penerbangan meningkat, pandemi COVID-19 telah memiliki dampak jangka panjang karena penumpang yang masih was-was.

Oleh karena itu, China Express menawarkan opsi kursi ganda untuk penumpang sejak Februari. Pelanggan bisa mendapatkan enam kursi kosong dengan harga satu kursi kelas ekonomi, memastikan pelanggan dapat menjaga jarak dari sesama penumpang.

Harga tiket pesawat ini termasuk asuransi khusus virus Corona dan paket anti-virus dengan masker wajah dan tisu anti-bakteri.