Dokter Ungkapkan Cinta ke Istri Sebelum Meninggal karena Corona

Jumat, 17 April 2020 09:00 WIB

Staf medis menangani pasien di ambulans di RS St Thomas's, saat wabah virus corona Covid-19 di London, Inggris, 26 Maret 2020. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dokter layanan kesehatan Inggris (NHS) memegang tangan istrinya dan mengungkapkan rasa cinta kepadanya sebelum meninggal karena virus Corona.

"Aku mencintaimu lebih dari apa pun," kata Eric.

Jennifer Lawala, 56 tahun, menghapus air mata suaminya, Eric Labeja-Acellam, ketika paramedis memindahkan pria berusia 75 tahun itu dari rumah mereka di Oval, London selatan.

Itu adalah kali terakhir mereka bertemu sebelum konsultan senior, yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Lewisham dan bersiap untuk pensiun, meninggal hampir dua minggu kemudian pada jam-jam awal 31 Maret, seperti dilansir dari The Mirror, 16 April 2020.

"Jika Tuhan dapat membiarkan dua orang pergi pada saat yang sama, saya ingin pergi dengan suami saya. Saya tidak tahu bagaimana saya bertahan hidup," kata Lawala, yang masih berjuang melawan COVID-19.

Advertising
Advertising

Dr Labeja-Acellam, yang menderita stroke dan dirawat di rumah, mulai merasa tidak sehat pada 15 Maret dan dibawa ke rumah sakit King's College Hospital tiga hari kemudian dan dipindahkan ke perawatan intensif.

Eric Labeja-Acellam, yang bekerja di Lewisham, dan istrinya Jennifer Lawala.[The Mirrror]

Lawala curiga suaminya tertular virus dari perawatnya, yang tanpa sadar terinfeksi saat masih merawat pasien Corona.

Dia mengatakan perawat itu kemudian dites positif, sementara istrinya dan pasiennya yang lain juga meninggal setelah tertular virus Corona.

Dr Labeja-Acellam, yang memiliki 10 anak, adalah satu dari setidaknya 40 pekerja NHS yang telah meninggal setelah terinfeksi.

Nyonya Lawala menjadi emosional ketika dia menceritakan perpisahan terakhirnya dengan suaminya bulan lalu.

"Dia memegang tangan saya, dia tidak ingin melepaskan tangan saya ketika ambulan datang untuk menjemputnya.

"Saya mengatakan kepadanya, 'kamu akan kembali' dan dia bertanya, 'bisakah kamu ikut denganku?'

"Ambulans tidak mengizinkannya.

"Dia berkata, 'kamu harus tahu betul aku mencintaimu lebih dari apapun'. Dia mulai menangis.

"Aku menyeka air matanya sebelum mereka membawanya pergi."

Lawala telah dirawat di Rumah Sakit St Thomas, di mana dia menghabiskan dua hari dalam perawatan intensif, ketika dia menerima telepon dari seorang perawat, yang mengatakan kepadanya bahwa suaminya telah meninggal.

"Rumah sakit mencari saya. Saya bertanya, 'bagaimana kabar Eric?' Perawat mulai menangis. Saya bertanya, "mengapa kamu menangis?" Dia berkata Eric tidak berhasil, saya hampir mengalami serangan jantung.

"Saya mulai memohon-mohon di rumah sakit St. Thomas, tolong biarkan saya pergi dan mati di rumah saya. Saya ingin pergi dan mati di rumah saya.

"Mereka bertanya mengapa. Aku berkata, suamiku meninggal '."

Lawala sekarang pulih di rumah, di mana putranya, Oscar Acellam, 28 tahun, juga telah berjuang melawan virus Corona.

Saudara perempuannya, Roselyn Otim, 54 tahun, juga tertular COVID-19.

Dr Labeja-Acellam dan Lawala pindah ke Inggris dari Uganda, di mana ia adalah seorang musisi terkenal, dan telah bersama selama hampir 20 tahun.

Dia mengatakan suaminya telah menjadi dokter selama sekitar 50 tahun.

Pemakaman Dr Labeja-Acellam tidak dapat diadakan sampai bulan depan karena anggota keluarganya masih berjuang melawan virus Corona.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

17 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

8 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

9 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

10 hari lalu

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

10 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

14 hari lalu

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.

Baca Selengkapnya

Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

14 hari lalu

Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.

Baca Selengkapnya