Tiga Jurnalis Hilang Sejak Laporkan Wabah Virus Corona di Wuhan

Kamis, 16 April 2020 09:14 WIB

Karyawan di Cina bekerja pada jalur produksi pembuatan masker wajah di sebuah pabrik, saat Cina dilanda wabah virus Corona baru, di Fuzhou, provinsi Fujian, Cina 15 Februari 2020. [cnsphoto via REUTERS / File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga jurnalis asal Cina bernama Chen Quishi, Fang Bing, dan Li Zehua hilang sejak melaporkan pengendalian virus Corona (COVID-19) di Wuhan. Kurang lebih, sudah dua bulan mereka hilang dan tidak ada satupun petunjuk di mana mereka berada sekarang.

"Sebelum menghilang, ketiganya mencoba menginformasikan kepada dunia bagaimana situasi wabah virus Corona sesungguhnya di Wuhan," sebagaimana dikutip dari situs Daily Mail, Kamis, 16 April 2020.

Chen Quishi, misalnya, hilang sejak tanggal 6 Februari 2020. Sebelum hilang, Ia masuk ke Wuhan untuk menunjukkan bagaimana situasi di sana pra lockdown. Wuhan sendiri adalah pusat penyebaran awal virus Corona di dunia.

Lewat kanal videonya, Quishi mencoba menunjukkan betapa banyakanya pasien yang tidak tertangani di Wuhan. Salah satu videonya yang viral adalah laporan tidak cukupnya kapasitas rumah sakit di Wuhan untuk pasien virus Corona. Saking tidak cukupnya, ada pasien yang meninggal di kursi roda tanpa sempat ditangani.

"Ia hilang ketika hendak mengunjungi rumah sakit baru yang dibuat oleh pemerintah Cina," sebagaimana dikutip dari Daily Mail.

Hingga berita ini ditulis, keluarga Quishi masih berupaya mencari keberadaannya. Kampanye di media sosial digunakan untuk mendapatkan bantuan. Ibu Quishi juga membuat video yang memohon anaknya untuk kembali.

"Bisakah kalian memberi tahu kami di mana dan bagaimana kondisi Quishi sekarang? Mungkinkah kami bisa bertemu dan berbicara dengannya lagi? Chen Quishi telah hilang kontak selama 68 hari sejak melaporkan kondisi virus Corona di Wuhan. Tolonglah dia," ujar akun Twitter Quishi yang dipegang oleh kerabatnya.

Tiga hari sesudah Quishi hilang, giliran Fang Bin yang raib. Sama seperti Quishi, ia juga membuat laporan video. Salah satu yang viral adalah laporannya soal jenazah-jenazah virus Corona ditumpuk di dalam bus. Sebelum ia hilang, video terakhirnya adalah pemeriksaan suhu secara massal oleh otoritas kesehatan Cina.

Sementara itu, untuk Li Zehua, dia hilang sejak 26 Februari. Dari semua jurnalis yang hilang, Zehua adalah yang paling muda. Ia adalah jurnalis untuk stasiun televisi milik pemerintah Cina, CCTV.

Sebelum hilang, Zehua membuat laporan soal kondisi pandemi di lokasi-lokasi sensitif. Beberapa di antaranya adalah tempat kremasi hingga Institusi Virologi Cina. Media Radio Free Asia menduga ia hilang akibat membuat laporan tentang situasi di Institusi Virologi itu.

"Diduga, ia diincar karena membuat laporan tentang Institusi Virologi Cina. Institusi dengan nilai US$ 34 juta itu tengah dikait-kaitkan dengan teori konspirasi bahwa virus Corona diciptakan di sana," dikutip dari Daily Mail.

Pemerintah Amerika meminta Cina untuk mencari keberadaan tiga jurnalis tersebut. Menurut anggota Konggres Amerika, Jim Banks, ketiganya hanya menjalankan tugas untuk melaporkan fakta.

"Ketiganya paham bahaya dari pekerjaan mereka, secara indpenden melaporkan situasi pengendalian virus Corona di Cina. Tetapi, mereka tetap melakukannya," ujar Banks. Perlu dicatat bahwa beberapa bulan terakhir, Amerika konsisten menyerang Cina sebagai dalang pandemi yang terjadi.

Hilangnya seseorang sejak mengkritik penanganan virus Corona bukan hal baru di Cina. Sebelumnya, anggota Partai Komunis dan pengusaha real estate, Ren Zhiqiang, hilang karena mengkritik cara Presiden Cina, Xi Jinping, menangani virus dengan nama resmi COVID-19 itu.

ISTMAN MP | DAILY MAIL

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

22 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

6 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

15 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya