Tak Ada Mobil, Warga India Terpaksa Bawa Pasien Kritis Naik Motor

Rabu, 15 April 2020 17:00 WIB

Ilustrasi mayat. guardian.ng

TEMPO.CO, Jakarta - Dua keluarga di India terpaksa menggunakan sepeda motor untuk membawa anggota keluarga mereka yang kritis hingga meninggal di jalan. Dua pasien itu berstatus suspect COVID-19.

Mereka terpaksa menggunakan sepeda motor dari Madhya Pradesh ke rumah sakit setelah ambulan menolak.

Dikutip dari ndtv.com, kasus pertama dialami Pandu Chandane, 60 tahun, warga Badwali Chowki, yang mengalami kesulitan bernafas. Adik Chandane menjelaskan kakaknya pada Senin, 13 April 2020, sudah mendatangi rumah sakit. Staf di rumah sakit lalu memberikannya resep obat dan meminta mereka pulang, tidak ada rawat inap.

Pada keesokan hari, kondisi Chandane memburuk. Keluarga Chandane menelepon rumah sakit agar dikirimkan ambulan, namun rumah sakit tidak bisa memenuhi permintaan itu. Saat tak punya pilihan seperti ini, keluarga lalu membawa Chandan ke Rumah Sakit negeri Maharaha Yeshwantrao menggunakan sepeda motor.

Sayang, Chandane dinyatakan meninggal saat dia tiba di rumah sakit. Atas kejadian ini, Pravin Jadia, Kepala Rumah Sakit Indore, menjelaskan Chandane memang benar dibawa ke rumah sakit pada Senin kemarin dan pulang pada hari yang sama. Namun pada Selasa, 14 April 2020, dia dibawa ke rumah sakit swasta yang dari sana Chandane dirujuk ke Rumah Sakit Maharaha Yeshwantrao. Ketika keluarga Chandane tiba di rumah sakit, pasien rupanya sudah meninggal.

Advertising
Advertising

Kepala Keamanan Rumah Sakit Maharaha Yeshwantrao, PS Thakur, sudah mencatat insiden ini. Staf medis telah mengumpulkan sampel keluarga Chandane untuk dites COVID-19.

Kejadian kedua dialami oleh Sheikh Hamid, 65 tahun, dari distrik Khandwa, Khadakpura, India. Sebuah mobil ambulan menolak mengangkut jenazah Hamid.

Hamid menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. Dia akhirnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan sepeda motor, namun meninggal dunia sebelum sampai di rumah sakit. Di Khadakpura, India, sudah ada 14 kasus virus corona dan wilayah itu dinyatakan zona merah.

Berita terkait

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

1 hari lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

1 hari lalu

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

Progres pembangunan RS Muara Badak berjalan positif tanpa ada hambatan yang berarti.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 hari lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

2 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

2 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya