Elektabilitas Trump Meningkat di Tengah Pandemi Virus Corona

Rabu, 15 April 2020 10:58 WIB

TEMPO. CO, Jakarta - Pandemi virus Corona di Amerika tidak menghalangi Presiden Donald Trump menggalang dukungan untuk Pilpres Amerika pada November nanti. Dalam survey terbaru Reuters, Trump berhasi meningkatkan elektabilitasnya sebanyak lima persen selama pandemi virus dengan nama resmi COVID-19 itu.

"Secara garis besar, 45 persen pemilih di Amerika mengakui kinerja Trump. Lebih tinggi 5 persen dibandingkan survei sebelumnya," sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu, 15 April 2020.

Spesifik perihal cara Trump menangani virus Corona, survey Reuters menunjukkan 48 persen pemilih setuju dengan caranya. Pencapaian tersebut lebih tinggi 6 persen dibandingkan survey sebelumnya. Padahal, beberapa hari terakhir, Trump banyak dikritik pakar karena caranya menangani virus Corona.

Salah satu kritikan terbaru adalah terkait "perang" yang dimulai Trump terhap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump menuduh WHO telah berpihak kepada Cina dan membantu mereka menutup-nutupi asal usul virus yang memakan ribuan jiwa tersebut. Ujungnya, Trump memutuskan untuk menahan donasi sebesar US$ 400 juta yang biasa diberikan ke WHO.

Pelaku medis mengkritik langkah Trump tersebut. Menurut Asosiasi Pekerja Medis Amerika, Trump telah memulai masalah yang tidak perlu. Alih-alih pernyataannya akan membantu penanganan virus Corona, hal itu diyakini akan mempersulitnya. Padahal, Trump menargetkan virus Corona mereda Mei nanti agar bisnis-bisnis di Amerika bisa dibuka kembali.

Selain itu, Trump juga beberapa kali dikritik karena lamban merespon virus Corona. Salah satunya, ia baru menyatakan darurat nasional Corona pada bulan Maret ketika kasus sudah mulai bermunculan sejak Januari akhir.

Mantan Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC), Tom Frieden, sampai menyebut Trump tidak hanya lamban, tetapi juga tidak memiliki rencana komprehensif ataupun pesan yang jelas. Namun, kritik itu tidak mengurangi dukungan ke Trump sejauh ini.

"Elektabilitas Trump sesungguhnya naik turun pada beberapa pekan terakhir. Jadi, belum bisa dipastikan apakah publik akan benar-bener mendukungnya (hingga Pilpres 2020)," sebagaimana dikutip dari Reuters.

Bagaimana dengan Joe Biden, rival Trump di Pilpres nanti? Ketika Trump dibandingkan dengan politisi Demokrat itu, warga Amerika memilih untuk mendukung Biden. Secara dukungan, mantan Wakil Presiden Amerika itu memperoleh 45 persen sementara Trump hanya 40 persen.

Tidak berhenti di situ, warga Amerika juga merasa Biden akan lebih bisa menangani pandemi virus Corona dibandingkan Trump. Ketika keduanya dibandingkan, 52 persen merasa Biden akan lebih jago menangani virus Corona sementara sisanya (48 persen) merasa Trump yang akan lebih lihai.

Hal yang menarik digarisbawahi, Survey Reuters menyampaikan bahwa penanganan terhadap virus Corona akan menjadi penentu dalam Pilpres Amerika 2020 nanti. Sebab, 32 persen warga Amerika melihat faktor itu sebelum menentukan pilihan.

"Sebanyak 21 persen dari responden memilih untuk melihat faktor ekonomi, 13 persen melihat faktor kesehatan, dan 5 persen melihat unsur imigran," dikutip dari survey Reuters.

Lebih lanjut, per hari ini, Amerika masih menjadi episentrum dari virus Corona (COVID-19) di dunia. Amerika tercatat memiliki 613.886 kasus dan 26.047 korban meninggal akibat virus itu.

ISTMAN MP | REUTERS | CNN


Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

12 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

1 hari lalu

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya