Selandia Baru dan Australia Belum Siap Angkat Lockdown Corona

Senin, 13 April 2020 12:22 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia dan Selandia Baru kompak menolak untuk meringankan pembatasan sosial atau bahkan mengangkat lockdown terkait virus Corona. Menurut mereka, masih terlalu awal untuk melakukan hal tersebut. Langkah yang salah diyakini keduanya bisa memicu gelombang baru pandemi virus yang bernama resmi COVID-19 itu.

Pernyataan itu disampaikan mereka usai naiknya pertumbuhan jumlah kasus baru virus Corona di kedua negara. Di Australia, misalnya, jumlah kasus baru naik menjadi 33 pada hari ini meski angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan angka tertinggi sebelumnya yang mendekati 100. Sebelumnya, beberapa hari terakhir, angka kasus di Australia menurun.

"Masih terlalu cepat untuk meringankan pembatasan sosial. Saat ini lebih tepat untuk bertahan dengan pembatasan yang ada. Langkah tersebut terbukti berhasil menekan pertumbuhan kasus baru," ujar Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 13 April 2020.

Alih-alih meringankan pembatasan sosial, Australia malah memperketatnya pada libur Paskah pekan lalu. Hal itu untuk memastikan tidak ada warga yang membandel. Personil kepolisian, helikopter, dan titik pemeriksaan disebar di berbagai tempat untuk memastikan warga tetap berada di Australia dan mengisolasi diri.

Kepala Petugas Medis Australia, Brendan Murphy, beranggapan bahwa kecil kemungkinan Australia meringankan pembatasan sosial dalam waktu dekat. Evaluasi pembatasan sosial saja, menurut Murphy, baru akan terjadi beberapa pekan lagi.

"Beberapa pekan lagi, mungkin baru mereka mengambil keputusan soal pembatasan apa yang bisa diringankan," ujarnya.

Di Selandia Baru, Perdana Meneteri Jacinda Ardern menyebut perang melawan virus Corona belum usai selama pandemi tersebut masih mengancam. Oleh karenanya, ia belum akan meringankan lockdown yang berlaku di Selandia Baru dalam waktu dekat.

Mengutip Reuters, Ardern diagendakan mengevaluasi lockdown di Selandia Baru pada pekan depan. Dari situ, baru ia akan menentukan langkah selanjutnya, apakah meringankan atau memperpanjang dan memperketat lockdown.

Kedua negara sadar bahwa langkah pembatasan yang mereka lakukan berdampak ke perekonomian mereka. Oleh karenanya, mereka berencana membuat kebijakan baru untuk mendorong kegiatan ekonomi lagi. Australia, misalnya, tengah menimbang kemungkinan meminta maskapai penerbangan untuk mensubsidi penerbangan domestik.

"Kami sangat sadar bahwa ekonomi kami juga harus segera jalan," ujar Ardern menambahkan.

Per berita ini ditulis, Australia tercatat memiliki 6.322 kasus dan 61 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Sementara itu, New Zealand memiliki 1.349 kasus dan 5 korban meninggal.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

6 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

6 jam lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

20 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

1 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

2 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

2 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya