TEMPO.CO, Jakarta - Gara-gara terlalu sederhana, Pemerintah Inggris membatalkan pemesanan 1000 ventilator untuk pasien virus Corona (COVID-19). Adapun produsen ventilator yang produknya dibatalkan pemesanannya adalah BlueSky.
"Kami tidak lagi mendukung produk BlueSky setelah kami mengevaluasi kualitas produk dan membandingkannya dengan perkembangan situasi penanganan pasien virus Corona (COVID-19) saat ini," ujar Pemerintah Inggris dalam keterangan persnya yang dikutip dari CNN, Senin, 13 April 2020.
Untuk menutupi kekurangannya, Pemerintah Inggris mengaku sudah meminta produsen ventilator lain untuk meningkatkan kuantitas produksinya. Selain itu, jika produsen-produsen ventilator tersebut mampu membuat ventilator yang lebih canggih lagi, mereka akan sangat mengapresiasinya.
Mengutip CNN, setidaknya ada 30 ribu ventilator yang sudah dipesan pemerintah Inggris. Ventilator-ventilator itu dibuat oleh berbagai sektor industri, ada yang bergerak di bidang penerbangan maupun olahraga otomotif. Jika 1000 ventilator BlueSky termasuk di antaranya, maka tersisa 29 ribu ventilator.
Salah seorang pejabat pemerintah, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada yang salah dengan desain ventilator buatan BlueSky. Namun, karena komponen ventilator makin terbatas, maka pemerintah memutuskan agar komponen-komponen yang ada dialihkan ke produsen dengan desain lebih canggih.
"Ventilator dibuat oleh berbagai perusahaan dan mereka semua bersaing untuk komponen yang sama, di mana supplainya sangat terbatas. Pemerintah memutuskan untuk memprioritaskan perusahaan dengan desain lebih canggih dan langsung menghentikan pemesanan ke BlueSky," sebagaimana dikutip dari CNN.
Sebagai catatan, Inggris mencatatkan 85.119 kasus dan 10.629 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19) per hari ini. Salah satu di antara kasus tersebut adalah Perdana Menteri Boris Johnson yang sempat dirawat di ruang pemeriksaan intensif (ICU) Rumah Sakit St.Thomas selama beberapa hari.
Selain itu, hari ini, Pemerintah Inggris diagendakan akan mengevaluasi kebijakan lockdown yang mereka terapkan. Evaluasi akan menentukan apakah masa lockdown akan diperpanjang, diperpendek, diperketat, ataupun diringankan.