TEMPO Interaktif, Phuket: Sambil menyeret barang bawaan di bawah terik matahari, turis-turis asing berjalan mencari mobil menuju bandara Phuket. Mereka terus berharap berakhirnya protes massa yang menutup bandara di Thailand.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi, kami tidak tahu apa pun tentang politik Thailand," kata seorang turis Jerman. "Mereka terus memberi tahu agar kami bersiap-siap, namun mereka juga tidak yakin kapan pesawat kami akan berangkat."
Pria itu salah satu di antara 15 ribu penumpang yang terjebak di Phuket sejak protes antipemerintah berlangsung Jumat lalu di bandara kepulauan itu--yang merupakan bandara tersibuk kedua, sehingga memaksa penundaan hampir 120 penerbangan setiap hari.
Protes serupa secara temporer menutup bandara terdekat di Krabi dan pusat komersial Hat Yai di selatan, sehingga memangkas perjalanan udara ke selatan Thailand.
Hingga Minggu, tiga bandara telah memulai kembali pelayanan, namun pengunjuk rasa mengancam akan kembali ke bandara termasuk Phuket, yang merupakan daerah surga pariwisata. Pariwisata adalah industri yang menyumbang enam persen dari perekonomian.
Protes antipemeintah berpusat di Bangkok, di mana 25 ribu massa menduduki kompleks pemerintahan dan meminta Perdana Menteri Samak Sundaravej mundur.
Protes berubah menjadi kekerasan Jumat lalu, yang menjadi pertempuran antara aktivis dan polisi.
Sekitar 35 orang menderita luka ringan, namun Australia, Inggris, dan Amerika Serikat telah memperingatkan warganya untuk berhati-hati di Thailand, sementara Korea Selatan telah meminta warganya untuk menunda rencana bepergiann ke Thailand.
Pariwisata Thailand telah dihantui protes politik sebelumnya, ketika demonstrasi jalanan berakhir kudeta terhadap Perdana Menteri Thaksin Shinawatra tahun 2006.
AFP/Erwin Z
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya