WHO Imbau Negara Tak Buru-buru Angkat Lockdown Virus Corona

Sabtu, 11 April 2020 11:37 WIB

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta negara-negara terdampak virus Corona untuk tak terburu-buru mengangkat lockdown. Sebab, potensi gelombang kedua pandemi tetap ada walaupun masa puncak telah dilewati.

Ghebreyesus menyarankan negara-negara terdampak untuk tidak mengangkat lockdown, namun meringankan. Dengan begitu, lockdown tetap berjalan, namun ada beberapa kelonggaran untuk memudahkan aktivitas ekonomi. Tentunya, kata Ghebreyesus, langkah itu harus diikuti dengan peningkatan kewaspadaan.

"Penurunan pandemi virus Corona bisa kembali berbahaya jika tidak ditangani dengan baik," ujar Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari BBC, Sabtu, 11 April 2020.

Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus virus Corona terus meningkat. Mengutip South China Morning Post, per hari ini, sudah ada 1,694 juta kasus dan 102.568 korban meninggal di dunia akibat virus dengan nama resmi COVID-19 itu.

Amerika, Spanyol, dan Italia, menjadi negara paling terdampak oleh virus Corona. Amerika, misalnya, memiliki 499.252 kasus dan 18.367 korban meninggal. Sementara itu, Italia, tercatat memiliki 147.577 kasus dan 18.849 korban meninggal.

Meski terpukul oleh pandemi virus Corona, negara-negara terdampak sudah mulai bersiap untuk meringankan lockdown mereka. Sebab, jika tidak, maka perekonomian masing-masing akan semakin terpukul. Spanyol adalah salah satunya.

Spanyol, yang memiliki 158.273 kasus, berencana untuk meringankan lockdownnya pada Senin nanti. Jika tidak ada halangan, maka pegawai dari beberapa usaha non-esensial sudah diperbolehkan bekerja lagi pada hari Senin. Pemicu peringanan lockdown ini adalah mulai turunnya angka pertumbuhan kasus baru di Spanyol.

Di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte berencana mengizinkan sejumlah usaha non-esensial untuk kembali beroperasi pada hari Selasa nanti. Walau begitu, durasi lockdown akan ia perpanjang hingga tanggal 3 Mei.

"Toko buku dan toko pakaian adalah beberapa dari jenis usaha yang boleh buka kembali," ujar Conte sebagaimana dikutip dari BBC.

Di Asia, Cina adalah satu-satunya negara yang sudah mengangkat lockdownnya. Bahkan, hal itu dilakukan di Wuhan, pusat penyebaran awal virus Corona. Namun, mulai bertambahnya jumlah pasien Corona tanpa gejala membuat Cina menjadi esktra waspada dengan potensi gelombang kedua pandemi Corona.

ISTMAN MP | BBC | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

16 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

2 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

3 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

3 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

4 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya