TEMPO Interaktif, Patna, India: Lebih dari 300 ribu orang terjebak dalam banjir terburuk di India selama 50 tahun terakhi belakangan, namun jumlah itu akan meningkat dua kali lipat di tengah kekhawatiran kekurangan akan air dan makanan bagi para pengungsi.
Sekitar 60 orang tewas dan tiga juta lainnya menderita sejak sungai Kosi meluap awal bulan ini di perbatasan Nepal, yang menyapu ratusan kampung di sebelah utara negara bagian Bihar, India. "Evakuasi skala besar akan dilanjutkan sampai semua orang terselamatkan dalam tiga atau empat hari ke depan," kata pejabat manajemen bencana, Prataya Amrit, kepada AFP.
Pemerintah India mengatakan situasi tak akan kembali seperti semula sampai berbulan-bulan dan PBB menyuarakan ketakutan akan timbulnya berbagai penyakit yang akan merebak di penampungan. "Kami akan menyediakan makanan dan tenda untuk korban yang selamat sampai Oktober nanti," kata Menteri Manajemen Bencana Negara Bagian bihar, Nitish Mishra kepada AFP.
Pemerintah menyiapkan lebih dari 100 buah tenda, namun pejabat resmi mengatakan hampir 600 ribu orang masih menunggu untuk diselamatkan. Perdana Menteri India Manmohan Singh menggambarkan situasi itu sebagai "bencana nasional" dan mengumumkan paket bantuan AS 228 juta dolar 125 ribu gandum dan beras.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon telah mengirimkan ucapan duka cita kepada keluarga para korban. "Sekjen sangat sedih mendengar adanya nyawa yang hilang dan kerusakan material di Bihar akibat banjir," kata seorang pejabat dalam sebuah pernyataan.
Sungai Kosi, yang mengalir ke Sungai Gangga, dikenal sebagai "Sungai Duka" lantaran kehancuran yang ia ciptakan selama musim hujan tiba. Lebih dari 800 orang terbunuh dalam kecelakaan yang berkaitan dengan musim penghujan yang urun dengan lebat selama Juni-September di sekujur India.
Bobby Chandra