Eks Presiden Ekuador Divonis 8 Tahun dan Dilarang Berpolitik

Rabu, 8 April 2020 14:00 WIB

Mantan Presiden Ekuador Rafael Correa berbicara selama wawancara dengan Reuters di Brussels, Belgia, 8 Oktober 2019. [REUTERS / Francois Lenoir]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Ekuador Rafael Correa divonis 8 tahun penjara dan dilarang berpolitik setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan korupsi.

Correa, yang menjabat sejak 2007 hingga 2017, meninggalkan Ekuador tiga tahun lalu dan sekarang tinggal di Belgia. Dia dan 19 orang lainnya, termasuk wakil presidennya yang berada di penjara karena kasus korupsi lain, dituduh menerima suap US$ 7,5 juta (Rp 122 miliar) sebagai imbalan atas kontrak publik untuk membiayai kampanye pemilihan partainya antara 2012 dan 2016.

Pengadilan juga melarang Correa berpartisipasi dalam politik selama 25 tahun, menurut laporan Reuters, 8 April 2020.

Jaksa menuduh Correa memimpin kriminal terstruktur dan meminta hukuman maksimum.

Correa telah membantah, dengan mengatakan tuduhan tersebut adalah serangan politik oleh Presiden Lenin Moreno saat ini, yang awalnya ia dukung pada 2017.

Advertising
Advertising

"Ya, inilah yang mereka cari: menggunakan keadilan untuk mencapai apa yang tidak pernah mereka bisa di kotak suara. Saya baik-baik saja. Saya prihatin dengan rekan-rekan saya," kata Correa di akun Twitter-nya.

Kuasa hukumnya akan mengajukan banding atas putusan pengadilan.

Rafael Correa adalah di antara 20 orang, termasuk wakil presidennya, Jorge Glas, dituduh menerima US$ 8 juta (Rp 130 miliar) dalam suap sebagai imbalan untuk kontrak publik dari 2012 dan 2016. Rafael Correa meninggalkan Ekuador tiga tahun lalu.

Correa, seorang sosialis, adalah presiden Ekuador dari 2007 hingga 2017, masa ketika para pemimpin sayap kiri berkuasa di Amerika Latin, termasuk Hugo Chávez di Venezuela, Evo Morales di Bolivia dan Luiz Inácio Lula da Silva dari Brasil.

Ketimpangan ekonomi menurun selama masa jabatan Correa, tetapi Ekuador tumbuh terpolarisasi, menurut New York Times. Kharismanya dan investasi yang besar dalam infrastruktur mengangkat popularitasnya, tetapi ia juga dituduh melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan menekan pers.

Selama paruh pertama masa jabatan Correa, Ekuador mengalami ledakan ekonomi, yang ia yakini dengan kebijakan pemerintahnya, tetapi pengkritiknya mengatakan lebih merupakan produk dari kenaikan harga minyak. Ketika harga jatuh, ekonomi kandas.

Correa digantikan oleh Moreno, wakil presidennya dari 2007 hingga 2013. Beberapa minggu setelah Moreno dilantik, hubungan mereka memburuk.

Titik puncaknya adalah dakwaan, penangkapan, dan hukuman Glas, seorang loyalis Correa yang juga menjabat sebagai wakil presiden untuk Moreno, atas tuduhan korupsi.

Vonis atas Correa diketuk ketika Ekuador menghadapi krisis virus Corona dan terburuk di Amerika Latin.

Virus Corona menekan sistem politik negara serta sumber daya medisnya, karena masyarakat menuntut bantuan. Bahkan, di salah satu kota Ekuador, Guayaquil, begitu banyak orang telah meninggal sehingga mayat-mayat menunggu berjam-jam di jalan untuk diangkut.

Berita terkait

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

16 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

23 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

1 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

2 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

3 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

3 hari lalu

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

4 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya