TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ekuador mulai memanfaatkan kontainer untuk menyimpan jenazah-jenazah virus Corona (COVID-19). Hal tersebut menyusul habisnya persediaan peti mati di sana, terutama di Guayaquil yang merupakan pusat penyebaran virus Corona di Ekuador.
"Pemerintah sudah menyiapkan tiga kontainer, dengan panjang masing-masing 12 meter, yang disiagakan di depan rumah sakit. Kontainer itu untuk menyimpan jenazah hingga tempat pemakaman tersedia," ujar Mayor Guayaquil, Cynthia Viteri, sebagaimana dikutip dari France24, Selasa, 7 April 2020.
Hingga berita ini ditulis, tercatat ada 3.747 kasus virus Corona di Ekuador. Sementara itu, untuk korban meninggal, ada 191 orang. Namun, menurut Presiden Ekuador, Lenin Moreno, angka sesungguhnya bisa lebih besar mengingat minimnya tes virus Corona di sana.
Sebelum kontainer disiapkan pemerintah, awalnya keluarga korban menyimpan jenazah di rumah masing-masing. Namun, seiring berjalannya waktu, jenazah korban mulai membusuk dan meninggalkan bau menyengat. Alhasil, warga harus mencari cara untuk mengeluarkan jenazah dari rumah.
Beberapa keluarga korban memutuskan untuk meninggalkan jenazah kerabat mereka di jalanan. Harapannya, jenazah itu akan ditemukan patroli pemerintah untuk kemudian mereka urus. Namun, patroli pemerintah pun kewalahan mengangkut jenazah-jenazah itu karena jumlahnya bisa mencapai 100-150 orang per hari. Pada akhirnya, pemerintah memutuskan untuk menyediakan kontainer di dekat rumah sakit.
"Pandemi yang terjadi membuat kami kewalahan karena melebihi kapasitas rumah sakit kami," ujar Rumah Sakit Teodoro Maldonado Carbo dalam keterangan persnya.
Terkait tempat pemakaman untuk korban-korban virus Corona (COVID-19), pemerintah Ekuador tengah menyiapkan kawasan pemakaman baru. Selain itu, mereka juga mengembangkan sistem untuk membantu keluarga korban melacak di mana kerabat mereka disemayamkan.
ISTMAN MP | FRANCE 24