Australia Imbau Mahasiswa Asing Pulang, Ini Respons Kemenlu
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 8 April 2020 12:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan keputusan diserahkan kepada mahasiswa Indonesia untuk pulang atau bertahan setelah Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengimbau mahasiswa asing dan pemegang visa kunjungan untuk pulang ke rumah mereka karena pandemi Corona terus berlanjut.
"Nature kebijakan Australia adalah imbauan. Jadi keputusan diserahkan kepada masing-masing individu sesuai dengan kondisi mereka, termasuk jika mereka memutuskan untuk pulang secara mandiri," kata Judha melalui pesan Whatsapp, Rabu, 8 April 2020.
Judha melanjutkan, 5 perwakilan RI di Australia sudah menyampaikan informasi kebijakan Australia itu kepada para WNI di sana.
Irine Hiraswari Gayatri, mahasiswa S3 di Australia menjelaskan, imbauan PM Scott ditujukan kepada warga asing dan mahasiswa internasional yang mendanai sendiri biaya kuliahnya dan mereka yang terdampak virus Corona.
Meski ada imbauan pemerintah Australia, menurut Irine mahasiswa ada baiknya membuat petisi ke kampus masing-masing untuk mendapatkan bantuan insentif, meski tidak harus seperti mahasiswa lokal. "Tapi setidaknya keringanan tuition dan marking karena toh mereka tidak bisa kuliah."
Seperti diberitakan abc.net.au, 4 April lalu, PM Morrison seusai menggelar pertemuan dengan Kabinat Nasional menjelaskan pemegang visa kunjungan dan mahasiswa internasional sudah waktunya kembali ke rumah mereka dipicu wabah virus Corona yang berlanjut.
Mereka yang tidak dapat membiayai hidupnya di Australia, ujarnya, ini adalah alternatif untuk kembali ke negara mereka masing-masing.
"Australia harus fokus pada warganya dan penduduknya guna memastikan kami dapat memaksimalkan dukungan ekonomi yang kami miliki," kata PM Morrison.
Namun ada pengecualian dan peluang bagi mereka yang memiliki ketrampilan yang sangat diperlukan dalam situasi Australia saat ini seperti dokter dan perawat.
Ada lebih dari 500 ribu mahasiswa internasional di Australia. Sejak wabah virus Corona menghantam Australia, banyak mahasiswa kehilangan pekerjaan sampingan mereka.
Dewan Mahasiswa Internasional Australia atau CISA mengatakan pernyataan PM Morrison membuat mahasiswa kehilangan harapan.
"Pemerintah lupa untuk mempertimbangkan berbagai hal karena mereka hidup di sini, pendidikan, dan andai visa mereka akan diperpanjang," ujar CISA dalam pernyataannya.
CISA mengatakan, mahasiswa internasional berkontribusi bagi perekonomian Australia dan juga sebagai pembayar pajak, sehingga seharusnya diperlakukan secara adil.
"Ini mengecewakan menyaksikan mahasiswa internasional diabaikan," ujar CISA.
Lagipula, mereka tidak dapat pulang ke rumah karena penerbangan berhenti beroperasi akibat pandemi Corona. Dan orang tua mereka kemungkinan mengalami gangguan finansial.