Hadapi Virus Corona, Inggris Butuh 6 Bulan Untuk Normal Lagi

Senin, 30 Maret 2020 11:37 WIB

Perawat, staf, dan sukarelawan berpose di luar Rumah Sakit Guy dan St Thomas dengan makanan yang dikirim oleh sukarelawan ketika penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) berlanjut, di London, Inggris, 23 Maret 2020. [REUTERS / Dylan Martinez]

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris tidak akan kembali normal dari pandemi virus Corona (COVID-19) dengan cepat. Menurut Deputi Kepala Tenaga Medis Inggris, Dr. Jenny Harries, setidaknya butuh enam bulan bagi Inggris untuk mencapainya.

"Bukan berarti saya mengatakan Inggris akan menjalani lockdown selama enam bulan," ujar Harries sebagaimana dikutip dari BBC, Senin, 30 Maret 2020.

Inggris adalah satu negara paling terdampak virus Corona di Eropa. Per berita ini ditulis, sudah ada 19.763 kasus dan 1.231 korban meninggal di sana. Dari 19 ribu kasus tersebut, sebagian di antaranya adalah pejabat negara Inggris mulai dari Perdana Menteri Boris Johnson, Menteri Kesehatan Matt Hancock, hingga Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris.

Untuk menekan pandemi virus Corona, pemerintah Inggris menerapkan lockdown. Warga dilarang berpergian, kecuali untuk hal-hal penting seperti berbelanja atau berobat. Selain itu, bisnis atau usaha non esensial diminta untuk tutup dahulu dan para pegawainya diharuskan bekerja dari rumah.

Harries menjelaskan, estimasi enam bulan yang ia pasang mengacu pada berbagai faktor. Hal itu mulai dari keefektifan lockdown, penanganan pasca lockdown, penyebaran virus, hingga pembukaan fasilitas publik serta usaha secara bertahap.

Menurutnya, tidak ideal langsung membuka seluruh fasilitas publik dan usaha ketika pandemi virus Corona (COVID-19) dianggap mereda. Sebab, hal itu malah bisa memicu gelombang kedua pandemi virus Corona. Itulah kenapa, kata Harries, dirinya berkeyakinan kehidupan di Inggris baru akan normal dalam enam bulan. Terlalu banyak hal harus dipertimbangkan.

"Terlalu bahaya langsung memulai semuanya kembali sekaligus. Itu akan membuat pembatasan yang dilakukan selama ini sia-sia. Jadi, secara bertahap, mungkin dalam waktu enam bulan, kita akan evaluasi situasi dan kondisi untuk melihat apa yang bisa dilakukan," ujar Harries. Harries menambahkan, evaluasi pertama lockdown di Inggris akan dilakukan dua pekan lagi.

"Tegan pekan sekali ada evaluasi. Mungkin dalam 2-3 bulan kita sudah bisa melihat apakah strategi pembatasan sosial yang dilakukan berhasil. Ada banyak ketidakpastian soalnya," ujar Harries.

Ditanyai apakah estimasi yang ia pasang bisa bertambah, Harries menjawab, "itu hal yang mungkin".

ISTMAN MP | BBC

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

21 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya