Kasus Virus Corona Melonjak, Afrika Selatan Berlakukan Lockdown

Minggu, 29 Maret 2020 14:00 WIB

Antrean terlihat di luar pasar swalayan Makro Store di Struben Valley menjelang rencana lockdown nasional Afrika Selatan selama 21 hari untuk mengendalikan virus Corona, Johannesburg, Afrika Selatan, 24 Maret 2020.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan memberlakukan lockdown virus Corona selama tiga pekan pada Jumat tengah malam kemarin di tengah kekhawatiran berpotensi menjadi pusat penyebaran COVID-19 di benua Afrika.

Negara paling terindustrialisasi di benua Afrika tersebut telah memerintahkan 59 juta warganya untuk tetap di rumah selama tiga pekan setelah 1.000 kasus lebih dideteksi di sembilan provinsi. Dengan ini Afrika Selatan menjadi negara pusat penyebaran virus Corona di Afrika, melebihi dua kali lipat kasus di Mesir.

Menurut New York Times, 27 Maret 2020, di Johannesburg, kota terbesar di Afsel, toko-toko dan kantor-kantor ditutup dalam rangka lockdown, yang diumumkan pada hari Selasa. Beberapa truk pengantar, taksi minibus, dan ambulans melaju lancar melalui jalan yang biasanya macet dengan lalu lintas jam sibuk.

"Orang-orang tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan," kata Dineo Mafoho, 25 tahun, yang duduk di luar sebuah pangkalan taksi yang berusaha pulang ke Diepsloot, sebuah kota kecil di pinggiran kota.

Sebagai pembersih, ia dianggap sebagai personel penting, dan karenanya diizinkan keluar. Dengan mengenakan lipstik merah muda, tetapi bukan masker wajah atau sarung tangan yang diminta untuk dikenakan oleh pekerja penting, dia mengatakan dia "tidak bisa membiasakan diri dengannya."

Advertising
Advertising

Awalnya penyebaran virus Corona terjadi melambat di seluruh Afrika, tetapi jumlah kasus yang dikonfirmasi dan kematian di sana secara bertahap meningkat dalam beberapa hari terakhir, menimbulkan kekhawatiran tentang kesiapan Afrika untuk menghadapi pandemi.

Pengumuman lockdown di Afrika Selatan juga tidak sepenuhnya tertib. Sky News melaporkan aturan lockdown di wilayah miskin di kota pinggiran Johannesburg, Alexandra, yang diumumkan Presiden Cyril Ramaphosa tidak berjalan lancar.

Ini tidak akan berhasil karena persentase yang signifikan dari populasi tidak dapat atau tidak akan mengikuti aturan dan peraturan yang ditetapkan.

Setelah 12 jam pengumuman lockdown di Alexandra, tampak banyak warga yang tidak mematuhi aturan lockdown.

Seorang polisi berusaha menjaga ketertiban dengan berteriak dan memohon kepada pembeli di supermarket Freedom untuk menyebarkan diri mengikuti pedoman jaga jarak fisik.

"Tolong, satu meter jauhnya, jauhkan satu meter," katanya.

Pihak berwenang telah mencatat kenaikan dalam jumlah kasus, meningkat dari 200 menjadi lebih dari 1000 kasus dalam tujuh hari.

Namun, sebelum dan selama lockdown tidak ada jarak sosial di Alexandra dan hanya ada beberapa orang yang masker atau menggunakan pembersih tangan, menurut laporan Sky News.

Warga mengantre untuk membeli bahan makanan menjelang lockdown nasional untuk membatasi penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19), di Cape Town, Afrika Selatan, 24 Maret 2020. [Reuters / Sumaya Hisham]

Afrika Selatan adalah salah satu masyarakat dunia yang paling tidak setara, dengan jutaan orang yang hidup dalam kondisi sempit dan tidak higienis di kota-kota tanpa air bersih atau perawatan kesehatan masyarakat, menurut New York Times. Bagi banyak dari orang-orang ini, lockdown akan menimbulkan kesulitan besar.

Di permukiman informal dan daerah pedesaan, penduduk biasanya harus berdiri dekat satu sama lain untuk mengambil air atau mengantre untuk menggunakan jamban bersama, sehingga sulit untuk menjaga jarak fisik, kata Alana Potter, direktur penelitian dan advokasi di organisasi nirlaba Socio-Economic Rights Institute of South Africa.

Juga sebagian besar orang miskin, katanya, menghasilkan mata pencaharian mereka dalam ekonomi informal. "Di bawah lockdown, pedagang kaki lima tidak dapat berdagang, yang tentu akan menghancurkan mata pencaharian mereka dan rumah tangga berpenghasilan rendah yang mengandalkan pedagang untuk persediaan makanan sekarang harus membayar lebih untuk mengakses makanan," kata Alana.

Afrika Selatan juga memiliki persentase yang signifikan dari penduduknya yang hidup dengan kondisi kronis yang mendasarinya termasuk HIV, tuberkulosis, diabetes, dan asma, sehingga menempatkan mereka pada risiko rentan komplikasi serius dari virus Corona.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

7 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya