Sulit Makamkan Jenazah Corona, Rumah di Ekuador Nyaris Dibakar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Sabtu, 28 Maret 2020 08:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kurang lebih 100 jenazah di Ekuador kesulitan disemayamkan. Pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah, karena virus Corona (COVID-19), menghalangi rumah jenazah untuk menanganinya. Walhasil, banyak jenazah, yang beberapa diantaranya korban virus Corona, "terjebak" di rumah keluarga masing-masing.
Salah satunya dialami oleh Rosa Romero, warga Guayaquil, yang suaminya meninggal karena virus Corona. Dikutip dari Reuters, ia mengaku kesulitan memakamkan suaminya karena tidak ada mobil jenazah yang bisa menjemput. Walhasil, ia terpaksa menaruh jenazah suaminya di rumah yang menimbulkan kepanikan tetangga.
"Salah satu tetangga sampai bilang ke saya, kalau saya tidak segera menguburkan jenazah suami saya, maka rumah saya akan dibakar sekalian," ujar Rosa Romero, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu, 28 Maret 2020.
Situasi yang dialami Romero dan 99 keluarga lainnya mendorong pemerintah untuk turun tangan. Kementerian Dalam Negeri menerjunkan tim untuk menangani jenazah-jenazah, terutama jenazah virus Corona, yang terjebak di dalam rumah. Namun, hal itu pun tidak lepas dari kritikan.
Menurut Romero, pemerintah setempat hanya menerjunkan satu mobil, satu tim untuk menjemput jenazah-jenazah yang ada di rumah. Hal itu memperlamban proses pengambilan yang seharusnya bisa selesai dalam sehari. Jenazah suaminya, kata ia, terjebak di rumah lebih dari sehari.
"Mereka memintaku untuk bersabar. Mereka kesulitan untuk datang karena mereka sendiri hanya punya satu kendaraan dan itupun harus menangani berbagai tempat," ujar Romero.
Pernyataan Romero tidak dibantah Kementerian Dalam Negeri Ekuador. Menteri Dalam Negeri Paula Romo mengatakan bahwa butuh beberapa hari bagi timnya untuk bisa menjemput dan memakamkan 100 jenazah yang ada.
"Otoritas Ekudaor sudah memindahkan seluruh (100) jenazah dari kota Guayaquil pada tiga hari ini," ujar Menteri Dalam Negeri Paula Romo.
Romo melanjutkan, pembatasan yang paling menyulitkan rumah jenazah bekerja adalah jam malam. Diberlakukannya jam malam tidak memungkinkan beberapa rumah jenazah bekerja di malam hari. Di sisi lain, kapan seseorang meninggal dan perlu dimakamkan juga tidak bisa diatur. Alhasil, banyak warga yang memutuskan untuk membawa balik jenazah kerabat mereka ke rumah.
Perihal ada berapa banyak jenazah yang positif korban virus Corona, Romo tidak memberikan jawaban. Ia hanya mengatakan bahwa sebagian dari jenazah ada yang positif virus Corona dan ada juga yang belum pernah dites sebelumnya. "Jadi ada beberapa yang tidak masuk daftar korban virus Corona," ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, total ada 1.627 kasus virus Corona (COVID-19) di Ekuador. Jumlah korban meninggal ada 41. Sebanyak 70 persen di antaranya berasal dari provinsi Guayas di mana kota Guayaquil berada.
ISTMAN MP | REUTERS