Bermodal 2 Triliun Dollar, Amerika Perangi Virus Corona

Kamis, 26 Maret 2020 13:55 WIB

Perawat Teresa Malijon mengenakan pelindung buatan sendiri menunggu di lokasi tes terkait wabah virus corona COVID-19 di sebuah tempat parkir di University of Washington's Northwest Outpatient Medical Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Selasa 17 Maret 2020. ANTARA/REUTERS/Brian Snyder/TM

TEMPO.CO, Jakarta - Senat Amerika secara mufakat menyetujui kebijakan dana bantuan US$ 2 triliun untuk meminimalisir dampak virus Corona (COVID-19). Hal ini menyusul banyaknya pekerja yang menganggur akibat ditutupnya usaha serta tidak siapnya perlengkapan medis Amerika untuk menghadapi wabah Corona.

Presiden Amerika, Donald Trump, mengapresiasi langkah Senat yang menyetujui kebijakan dana bantuan tersebut. Ia berjanji akan langsung meneken kebijakan itu ketika menerimanya. "Saya akan menandatanganinya secepat mungkin," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 26 Maret 2020.

Mengutip Reuters, pembahasan di Senat pada Rabu kemarin cukup sengit. Kedua kubu, Republik dan Demokrat, berdebat panjang soal perlu tidaknya Amerika menggelontorkan anggaran triliunan untuk meringankan dampak virus Corona. Pada akhirnya, semua pihak menyetujui dengan perolehan suara 96-0

Jumat ini, kebijakan dana bantuan itu akan dibawa ke Parlemen. Di sana, voting selanjutnya akan digelar sebelum bisa diteken Trump dan kemudian digunakan. Jika mulus, maka dana tersebut akan menjadi dana bantuan terbesar yang pernah disetujui konggres Amerika.

Adapun dana bantuan tersebut terbagi menjadi beberapa hal. Rinciannya, US$ 500 miliar untuk membantu usaha yang terpukul pandemi virus Corona, US$ 350 miliar untuk pinjaman bisnis kecil dan mikro, US$ 250 miliar untuk bantuan terhadap pengangguran, US$ 100 miliar untuk rumah sakit, dan sisanya akan menjadi dana bantuan untuk keluarga di Amerika.

Meski di atas kertas angka tersebut terlihat besar, tidak semua negara bagian Amerika merasa dana itu akan cukup. Gubernur New York, Andrew Cuomo, merasa bagian yang akan diterima New York terlalu kecil, US$ 3,8 miliar. Sebab, angka tersebut tidak menghitung pendapatan pajak dari bisnis yang terdampak virus Corona.

Sementara itu, di parlemen, House Speaker Nancy Pelosi berjanji akan mengupayakan dana bantuan tersebut disetujui secepat mungkin. Menurut dia, tidak banyak alasan untuk tidak menyetujuinya, apalagi dengan melihat kondisi Amerika sekarang.

"Kami harus berbuat banyak," ujarnya. Nancy Pelosi tidak menjelaskan apakah pengambilan suara mengharuskan anggota parlemen berkumpul di Washington DC pada hari Jumat nanti.

Hingga berita ini ditulis, Amerika menghadapi pertumbuhan kasus virus Corona (COVID-19) yang tergolong cepat. Saking cepatnya, WHO menyebut Amerika berpotensi menjadi episentrum virus Corona terbaru. Mengutip South China Morning Post, tercatat ada 65.138 kasus dan 857 korban meninggal akibat virus Corona.

ISTMAN MP | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya