Gantikan Hubei, Amerika Berpotensi jadi Episentrum Virus Corona

Selasa, 24 Maret 2020 21:00 WIB

Presiden AS Donald Trump berbicara tentang upaya pemerintah untuk memerangi virus Corona (COVID-19) selama briefing satuan tugas virus Corona dengan wartawan di Gedung Putih di Washington, AS, 16 Maret 2020. [REUTERS / Leah Millis]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan terjadi perubahan dalam peta penyebaran virus Corona. Berdasarkan data yang mereka miliki, episentrum virus Corona kemungkinan tidak akan berada di Asia lagi, namun di Amerika atau Eropa.

"Saat ini kami melihat ada akselerasi dalam hal kasus baru di Amerika. Jadi, Amerika memiliki potensi (untuk menjadi episentrum). Saya tidak mengatakan Amerika sudah menjadi episentrum, namun mereka memiliki potensinya," ujar juru bicara WHO, Margaret Harris, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa malam, 24 Maret 2020.

Menurut Harris, Amerika dan Eropa berpotensi menjadi episentrum baru karena dalam waktu 24 jam, jumlah kasus di keduanya meningkat 85 persen. Kurang lebih separuhnya disumbangkan oleh Amerika.

Berdasarkan data dari South China Morning Post, Amerika menempati posisi ketiga dalam hal jumlah kasus dan korban meninggal akibat virus Corona. Per hari ini, ada 41.205 kasus dan 420 korban meninggal akibat virus dengan nama resmi COVID-19 itu

Di Eropa, Italia menempati posisi pertama dalam hal jumlah kasus dan korban meninggal. Di sana tercatat ada 63.927 kasus dan 6.077 korban meninggal, terbesar di dunia. Namun, beberapa hari terakhir, pertumbuhan kasus baru menunjukkan penurunan.

Lebih lanjut, meski keduanya menunjukkan potensi sebagai episentrum virus Corona yang baru, mereka punya pendekatan penanganan yang berbeda. Italia konsisten dengan kebijakan lockdownnya, kurang lebih di 25 provinsi, untuk menekan penyebaran virus Corona. Mereka bahkan berpotensi memperketatnya setelah mendapat impresi buruk dari serikat pekerja dan tenaga ahli dari Cina.

Sementara itu, Amerika cenderung "lebih lengang". Trump tidak berani mengambil kebijakan lockdown jangka panjang karena akan berdampak ke perekonomian Amerika. Kepada awak media, Senin kemarin, ia menyatakan bahwa Amerika akan segera membuka akses lagi dalam waktu dekat.

"Amerika tidak diciptakan untuk ditutup. Kami akan membuka lagi Amerika karena Amerika diciptakan untuk terbuka. Kita akan kembali normal seperti semula," ujar Trump tanpa memberikan timeline tertentu.

Trump tidak hanya mencoba membuka kembali Amerika, tetapi juga mencoba menyalahkan Cina atas deritanya. Secara konsisten, Trump menyebut Cina yang harus bertanggung jawab atas pandemi global yang terjadi.

"Saya berharap mereka bisa memberi tahu kami lebih awal perihal apa yang terjadi di Cina. Kami tidak tahu apapun sampai akhirnya wabah itu terungkap ke publik. Saya yakin kami bisa menghadirkan solusi jika tahu lebih awal," ujar Trump sebagaimana dikutip dari CNN.

Jauh dari Amerika, Cina bersiap-siap mengakhiri lockdown pada beberapa kota di Hubei, episentrum penyebaran awal virus Corona (COVID-19). Beberapa kota, rencananya, akan diakhiri lockdownnya pada malam ini sementara Wuhan menyusul pada 8 April nanti.

ISTMAN MP | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST | CNN

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

4 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

12 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

13 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

18 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

20 jam lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

22 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya