Wuhan Bebas Virus Corona, Pos Pemeriksaan COVID-19 Dibongkar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Minggu, 22 Maret 2020 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa wilayah di Wuhan, kota di Cina yang paling parah terdampak virus Corona, merayakan kemenangan perang melawan COVID-19 dengan pesta kembang api.
Pihak berwenang juga terlihat mulai membongkar pos pemeriksaan setelah tidak ada laporan kasus infeksi lokal baru selama tiga hari berturut-turut.
Pusat komando yang menangani krisis memerintahkan agar pos-pos pemeriksaan yang didirikan ketika kota itu dikunci pada Januari untuk menahan penyebaran virus, dibongkar mulai Jumat, ketika Wuhan bersiap untuk kembali bekerja, menurut laporan South China Morning Post, 22 Maret 2020.
Tetapi rute keluar kota akan tetap diblokir, menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pusat komando.
Sebuah video yang diunggah di media sosial oleh Dahe Daily pada hari Sabtu menunjukkan beberapa pos pemeriksaan dibongkar di distrik Huangpi, dan kembang api dinyalakan untuk merayakan pemindahan satu pos di distrik Xinzhou.
Namun, tidak semua orang merayakan perkembangan ini, dengan beberapa dari 11 juta penduduk kota mempertanyakan seberapa andal data resmi itu.
Wen Ji, yang tinggal di kota dan menjalankan kelas fotografi online, membenarkan bahwa pos-pos pemeriksaan di kota itu sedang dibongkar. Tetapi dia ragu apakah benar-benar tidak ada kasus baru COVID-19 dalam tiga hari terakhir.
"Saya tidak percaya angka ini. Saya pikir lebih aman untuk tetap tinggal di rumah," katanya.
Krisis akan berakhir ketika orang bisa datang dan pergi dengan bebas dari kota, menurut Wen, yang merujuk pada sebuah lelucon yang beredar online bahwa "kita tahu kita sehat, mereka tahu kita sehat...tapi tidak ada yang cukup berani untuk ayo kita pergi."
Andy Wang, seorang sopir sukarela yang telah mengangkut para pekerja medis ke dan dari rumah sakit, mengatakan bahwa dia senang melihat pos-pos pemeriksaan dipindahkan ketika transportasi umum dilanjutkan dan dia tidak lagi diperlukan.
"Saya bisa melihat Wuhan hampir mencapai titik kemenangan, dan kehidupan mungkin akan segera kembali normal," katanya. "Saya harap semua yang memerangi epidemi bisa pulang dan bersatu kembali dengan keluarga mereka."
Tetapi mungkin masih beberapa waktu sebelum langkah-langkah kontrol di Wuhan benar-benar dicabut. Sejak Selasa, orang yang tinggal di kompleks perumahan yang dianggap "bebas pandemi" selama setidaknya tujuh hari telah diizinkan meninggalkan rumah mereka dan berpindah-pindah di dalam kompleks. Namun, orang masih tidak dapat melakukan perjalanan bebas di sekitar Wuhan.
"Seluruh kota harus menjadi daerah berisiko rendah agar orang dapat bergerak dengan bebas. Kami menantikan hari ini segera tiba," kata Wu Hao, anggota tim ahli dari Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan kepada televisi negara CCTV. "Jika kota juga bisa menjadi 'daerah bebas epidemi' maka ruang bagi orang untuk bergerak akan lebih besar."
Setidaknya ada satu kasus diduga virus di Wuhan baru-baru ini, seorang pria berusia 62 tahun dinyatakan negatif pada hari Selasa, positif pada hari Kamis, kemudian negatif pada hari Jumat. Tetapi karena dia tidak memiliki gejala seperti demam atau batuk, dia tidak diklasifikasikan sebagai kasus yang dikonfirmasi, menurut pemberitahuan dari pihak berwenang di distrik Qiaokou, tempat pria itu tinggal.
Di tempat lain di negara itu, kota-kota lain telah melonggarkan langkah-langkah kontrol mereka, dengan Cina melaporkan tidak ada kasus virus Corona domestik baru sejak Rabu.
Pada Kamis kemarin, China Daily, mengutip pejabat pengendalian penyakit Cina, melaporkan lockdown Wuhan akan dibuka jika tidak melaporkan kasus baru virus Corona secara domestik dalam 14 hari berturut-turut, menurut laporan Reuters.
Namun, ahli epidemiologi Li Lanjuan, direktur Laboratorium Kunci Negara Cina untuk Diagnosis dan Perawatan Penyakit Menular, mengatakan pengendalian penyakit yang ketat dan langkah-langkah pencegahan masih diperlukan untuk mencegah kemungkinan virus Corona kembali menyebar.