Korea Utara Tembakkan 2 Rudal di Tengah Wabah Virus Corona
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 21 Maret 2020 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menembakkan dua rudal yang diperkirakan rudal balistik jarak pendek pada Sabtu, 21 Maret 2020. Militer Korea Selatan menyebut tindakan itu sangat tidak pantas mengingat saat ini dunia sedang prihatin memerangi virus corona atau COVID-19.
“Tindakan militer seperti itu oleh Korea Utara sangat tidak pantas saat COVID-19 menyebabkan banyak kesulitan di hampir seluruh dunia,” tulis Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, yang juga menyerukan agar tindakan ini segera dihentikan.
Dikutip dari reuters.com, rudal itu ditembakkan pada Sabtu pagi, 21 Maret 2020, sekitar pukul 6.45 – 6.50 pagi waktu Korea. Rudal ditembakkan ke arah pantai timur Semenanjung Korea dari sekitar wilayah Sonchon, sebuah provinsi di utara Kota Pyongyang. Sonchon secara geografis terletak di atas Ibu Kota Pyongyang atau dekat wilayah utara Semenanjung Korea.
Penembakan rudal itu dilakukan oleh Pemerintah Korea Utara beberapa jam setelah negara itu akan tetap menggelar pertemuan Dewan Rakyat di Ibu Kota Pyongyang. Pertemuan itu akan mempertemukan sekitar 700 pejabat tinggi Korea Utara dalam satu kesempatan. Pertemuan ini mendapat sorotan serius karena dilakukan di tengah cepatnya penyebaran virus corona atau COVID-19.
“Jika pertemuan ini terus berlanjut, ini akan memamerkan rasa percaya diri Korea Utara dalam menangani penyebaran virus corona,” kata Rachel Minyoung Lee, pemantau isu Korea Utara dari situs NK News.
Korea Utara belum mengkonfirmasi satu kasus pun virus corona di negara itu, meskipun seorang pejabat militer Amerika Serikat sangat yakin ada kasus virus corona di negara itu. Korea Utara saat in sudah memperketat perbatasan, namun banyak organisasi bantuan kemanusiaan melihat adanya kerapuhan dalam sumber daya sistem kesehatan Korea Utara yang juga disebabkan sanksi internasional pada negara.
“Bukan hanya Pyongyang ingin menutupi tanda-tanda kelemahan selama krisis yang disebabkan virus corona, namun Korea Utara juga ingin masyarakat yakin pemerintah dalam posisi yang cukup kuat,” kata Leif-Eric Easley, profesor di Universitas Ewha, Seoul, Korea Selatan.