Israel Gunakan Pelacak Terorisme untuk Berangus VIrus Corona

Kamis, 19 Maret 2020 11:31 WIB

Suasana sepi sebuah mall setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menutup area publik setelah semakin mluasnya pandemik virus corona atau Covid-19 di Tel Aviv, Israel, 15 Maret 2020. REUTERS/Nir Elias

TEMPO.CO, Jakarta - Israel menggunakan teknologi pelacak elektronik untuk mengetahui setiap orang tertular virus Corona atau tidak. Teknologi pelacak ini selama ini dipakai untuk memberangus terorisme.

Menurut laporan CNN, 18 Maret 2020, penggunaan alat pelacak elektronik ini telah menimbulkan kritik dan pertanyaan terkait dengan pelanggaran terhadap privasi seseorang.

Pemakaian alat pelacak elektronik untuk wabah virus Corona diberlakukan tanpa persetujuan parlemen Israel, Knesset dengan alasan situasi darurat.

Badan keamanan dalam negeri Israel atau ISA untuk pertama kali akan direstui untuk menggunakan alat pelacak elektronik ini kepada warga sipil.

ISA yang disebut sebagai Shin Bet akan melacak aktivitas telepon setiap orang untuk mencari tahu dari mana seorang suspect atau pasien terinfeksi virus Corona dan dengan siapa mereka berhubungan sebelumnya.

Advertising
Advertising

ISA diperbolehkan mengumpulkan data dari telepon seluler seseorang terkait dengan kontak-kontak pasien tertular virus Corona dan orang yang diyakni sudah tertular dalam 14 hari sebelumnya.

Namun ISA tidak diperbolehkan menyimpan data atau mengumpulkan percakapan atau pesan dari telepon seluler pasien.ISA hanya akan mentransfer data ke Departemen Kesehatan untuk penanganan lanjut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara bulat menyetujui penggunaan alat pelacak elektonik. Netanyahu tidak dapat melibatkan Komisi Pertahanan dan Urusan Luar Negeri di parlemen yang berwenang mengawasi manuver semacam ini dan memberi izin atas regulasi darurat karena parlemen belum terbentuk. Pemerintahan Netanyahu masih tanhap teransisi setelah pemilu bulan lalu.

"Karena virus ini menyebar dengan kecepatan luar biasa, penundaan bahkan satu jam saja atas alat-alat ini dapat menyebabkan banyak kematian orang Israel, sama seperti yang terjadi dengan kematian ribuan orang di Italia dan di tempat lain di dunia," kata Netanyahu.

Langkah menggunakan alat pelacak elektronik ini selanjutnya akan diserahkan ke Jaksa Agung untuk mendapatkan persetujuan.

Mantan anggota Komisi Pertahanan dan Urusan Luar Negeri Knesset, Gabi Ashkenazi mengatakan pemerintah menggunakan alat pelacak elektronik untuk memberangus virus Corona tanpa pembahasan di parlemen. Padahal komisi baru memulai mendiskusikan isu itu kemarin.Langkah pemerintah dianggapnya tidak dapat diterima.

Berita terkait

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

18 menit lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

1 jam lalu

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

Israel mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak menghadiri kontes lagu Eurovision yang digelar di Malmo, Swedia, pekan depan

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

4 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

5 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

7 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

14 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

15 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

15 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya