Malaysia Lockdown, Warga Singapura Ikut-ikutan Panic Buying

Selasa, 17 Maret 2020 13:00 WIB

Berbeda dengan panic buying bulan lalu, belanja panik warga Singapura setelah lockdown Malaysia relatif lebih kecil.[TODAY/Malaymail]

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa saat setelah pengumuman Malaysia Lockdown, warga Singapura ikut melakukan panic buying dan menyebut supermarket semalam.

Panic buying Singapura kembali terhadi setelah insiden 7 Februari ketika Singapura menaikkan status Disease Outbreak Response System Condition ke status Oranye.

Namun, menurut laporan Malaymail, 17 Maret 2020, panik belanja kali ini tidak seheboh bulan lalu dan warga belanja relatif lebih sedikit.

Senin sekitar pukul 10 malam, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan lockdown yang melarang warganya meninggal perbatasan dan melarang masuk warga asing.

Pemerintah Malaysia telah mengeluarkan Perintah Kontrol Pergerakan yang menyerukan langkah-langkah, seperti melarang acara publik dan keagamaan, larangan perjalanan, larangan turis, penutupan sekolah dan lembaga pendidikan, sampai penutupan senagian bisnis kecuali sektor vital, menurut laporan Free Malaysia Today.

Advertising
Advertising

Panic buying di Malaysia terjadi beberapa jam sebelum pengumuman lockdown karena beredar rumor pemerintah akan mengumumkan penguncian.

Pelanggan, mengenakan masker pelindung, mengantre untuk membayar di supermarket, di Kuala Lumpur, Malaysia 15 Maret 2020, setelah meningkatnya kasus virus Corona.[REUTERS / Lim Huey Teng]

Pada pukul 11:30 malam, antrean di supermarket lokal Singapura, NTUC FairPrice, di sepanjang Yishun Ring Road membentang di luar pintu masuk, dengan lebih dari 50 orang mengantre. Semakin banyak orang yang membeli bahan makanan seperti telur dan daging, serta barang kebutuhan sehari-hari seperti tisu toilet.

Bahkan ketika jam menunjukkan tengah malam, lebih banyak penduduk terus bergabung dalam antrean.

Hudson Tang, seorang siswa berusia 15 tahun yang berada di sana bersama ibunya, berjalan keluar dari NTUC FairPrice di Yishun Ring Road dengan beberapa kantong makanan seperti sereal dan telur, serta tisu toilet.

Dia mengatakan bahwa dia dan ibunya telah menunggu dalam antrean selama 45 menit sejak pukul 11 malam setelah ibunya menerima pesan WhatsApp yang memberitahukannya untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.

"Saya sebenarnya tidak berhadap untuk ikut antre, tetapi saya kira jika Anda melihat orang lain panik, Anda juga akan panik," kata Hudson.

Di NTUC FairPrice di Havelock Road, seorang anggota staf mengatakan kerumunan mulai bertambah setelah pukul 11 malam.

Antrean panjang juga terlihat di supermarket raksasa di Toa Payoh Central dan Marine Terrace, NTUC Finest di Bukit Timah Plaza dan Sheng Siong di Punggol.

Telur, mie instan, roti, buah, beras, dan tisu toilet adalah barang yang banyak diborong.

Setelah gelombang pertama pembelian panik, pemerintah Singapura menyerukan agar masyarakat tenang tidak melakukan panic buying, dengan meyakinkan masyarakat bahwa persediaan barang-barang kebutuhan pokok akan terjamin.

Berita terkait

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

18 jam lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

3 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

4 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

5 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

6 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

7 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

9 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

9 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

9 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya