Erdogan Sebut Perlakuan Yunani ke Migran Mirip Nazi

Kamis, 12 Maret 2020 11:30 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di hadapan para anggota Partai AK-nya yang berkuasa selama pertemuan di parlemen di Ankara, Turki, 11 Maret 2020. [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Rabu Presiden Turki Tayyip Erdogan menuduh pasukan keamanan Yunani berperilaku seperti Nazi karena menggunakan kekuatan terhadap migran yang mencoba menyeberangi perbatasan dari Turki ke Uni Eropa.

Puluhan ribu migran telah berusaha masuk ke Yunani sejak Turki mengatakan pada 28 Februari bahwa mereka tidak akan lagi menahan migran di wilayahnya sebagai bagian dari kesepakatan 2016 dengan Brussels, yang dicapai dengan imbalan bantuan Eropa untuk para pengungsi.

Pasukan keamanan Yunani telah menggunakan gas air mata dan meriam air untuk menghentikan para migran. Athena telah menangguhkan permohonan suaka selama sebulan dan mengatakan telah mencegah lebih dari 42.000 migran memasuki UE secara ilegal selama dua minggu terakhir.

Pemandangan fasilitas militer di luar desa Poros, di wilayah Evros, di sebelah perbatasan Yunani dengan Turki, 11 Maret 2020. [REUTERS / Florion Goga]

Dikutip dari Reuters, 12 Maret 2020, Erdogan menunjukkan kepada anggota parlemen rekaman video Partai AK-nya tentang adegan di perbatasan Yunani.

Advertising
Advertising

"Tidak ada perbedaan antara gambar-gambar di perbatasan Yunani dan apa yang dilakukan Nazi," katanya.

"Menembaki orang-orang tak berdosa, mengekspos mereka ke semua jenis perlakuan tidak manusiawi...(Itu) adalah barbarisme dalam arti penuh kata," katanya, mengulangi seruannya pada Yunani untuk membiarkan para migran melintasi wilayahnya.

"Mengapa kalian sangat menghalangi mereka dan melakukan penyiksaan Nazi pada mereka?" lanjut Erdogan.

Turki sebelumnya menuduh pasukan keamanan Yunani menembak mati empat migran, sebuah klaim yang ditolak oleh Athena sebagai "berita palsu". Yunani mengatakan memiliki tugas untuk melindungi perbatasan Uni Eropa.

Pemerintah Yunani pada Rabu juga membantah laporan di surat kabar The New York Times bahwa Yunani menahan migran ilegal yang melintasi perbatasan dari Turki di "situs hitam" rahasia di mana mereka tidak diberi akses ke pengacara dan tidak dapat mengajukan klaim suaka.

Berita terkait

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

16 jam lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

9 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

9 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

12 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

13 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

14 hari lalu

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

16 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

18 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

19 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya