Taliban dan Abdullah Menjadi PR Presiden Afghanistan yang Baru

Selasa, 10 Maret 2020 06:00 WIB

Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani (ketiga kiri) memberi salam saat Salat Magrib di Masjid Istiqlal, Jakarta, 6 April 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Ashraf Ghani kembali menjadi Presiden Afghanistan untuk kedua kalinya pada hari ini, Senin, 9 Maret 2020. Ia dilantik di Istana Kepresidenan, Kabul yang sempat diwarnai dengan desingan suara roket yang meluncur ke arah lokasi pelantikannya.

Ghani menyampaikan bahwa setelah pelantikannya, ia memiliki dua PR yang harus ia selesaikan segera. Pertama adalah soal negosiasi intra Afghanistan, antara pihaknya dengan kelompok pemberontak Taliban. Taliban, kata ia, meminta ia untuk segera membuat keputusan soal pelepasan anggota mereka yang dipenjara Afghanistan.

"Finalisasi tim negosiator untuk berbicara dengan Taliban ditargetkan selesai pada hari Selasa," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 9 Maret 2020.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Taliban meminta Ghani untuk membebaskan 5000 anggota mereka yang dipenjara Afghanistan. Alasan yang dipakai Taliban, karena pembebasan anggota masuk dalam kesepakatan damai antara Taliban - Amerika yang difasilitasi Afghanistan.

Ghani menolak permintaan tersebut. Sejauh yang ia tahu, tidak ada poin di kesepakatan damai Taliban - Amerika yang mengharuskan dirinya membeaskan anggota Taliban. Ia bersikeras bahwa pembebasan akan difasilitasi apabila ada kesepakatan antara Amerika, Taliban, dan Afghanistan soal mekanismenya.

Keputusan Ghani mendorong Taliban menyerang pos pemeriksaan Afghanistan beberapa kali. Hal itu membuat pelaksanaan gencataan senjata antara Taliban - Amerika tertunda karena Amerika kemudian membantu Afghanistan melakukan serangan balik.

Untuk PR kedua, kata Ghani, adalah Abdullah Abdullah. Abdullah adalah rival Ghani di Pemilu Afghanistan. Ketika Ghani dilantik sebagai presiden, Abdullah menolak mengakuinya dan memilih untuk membuat pelantikan tandingan.

Ghani mengatakan, dirinya menginginkan pemerintahan Afghanistan yang inklusif. Dengan kata lain, ia terbuka untuk menerima kubu Abdullah di dalam koalisi pemerintahannya. Ghani pun mengaku akan menggelar pembicaraan dengan Abdullah soal itu, "Setelah itu, kami akan membentuk pemerintahan yang inklusif," ujarnya.

Mengutip Reuters, negosiasi antara Ghani dan Abudllah akan melibatkan utusan khusus asal Amerika, Zalmay Khalilzad. Khalilzad beberapa kali melobi kedua pihak untuk membuat kesepakatan. Namun, hingga jam pelantikan, kesepakatan tidak tercapai.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

3 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

40 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

58 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

59 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya