Akibat Virus Corona, Jepang Akan Revisi Aturan Pengendalian Virus

Senin, 9 Maret 2020 14:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dipastikan akan merevisi aturan pengendalian influenza jenis baru (Japan's Special Measure Law for New Influenza) untuk mempermudah pengendalian virus Corona. Jika aturan tersebut dirivisi, maka Jepang bisa mengaktifkan situasi darurat virus Corona (COVID-19).

"Jepang akan merevisi aturan tersebut pada pekan ini untuk memperbolehkan Perdana Menteri Shinzo Abe mendeklarasikan situasi darurat virus Corona secara formal," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 9 Maret 2020.

Sebagaimana diketahui, angka kasus virus Corona di Jepang terus meningkat beberapa hari terakhir. Mengutip South China Morning Post, sudah ada 488 kasus dan 6 korban meninggal akibat virus yang memiliki nama resmi COVID-19 tersebut.

Angka tersebut belum menghitung kasus virus Corona yang muncul di kapal Diamond Princess. Diamond Princess adalah kapal pesiar yang sempat tertahan di Yokohama, Jepang selama beberapa hari karena membawa pasien virus Corona. Dari kapal itu, tercatat ada 696 kasus dan 8 korban meninggal.

Situasi tersebut memaksa pemerintah Jepang untuk mengambil langkah pencegahan dan pengendalian. Beberapa di antaranya mulai dari meliburkan sekolah, melarang acara publik, hingga menggelar event olahraga tanpa penonton. Walau begitu, Jepang belum menyatakan virus Corona sebagai situasi gawat darurat.

Siswa sedang belajar pada hari Selasa, 3 Maret 2020, di sebuah sekolah dasar di Nagoya, Jepang, yang dibuka untuk anak-anak yang orang tuanya tidak dapat tinggal di rumah bersama mereka. [Kyodo, via Reuters]


Belum aktifnya situasi darurat di Jepang dikarenakan aturan pengendalian epidemi yang disebut sebagai Japan's Special Measure Law for New Influenza. Dibuat pada tahun 2012, sebagai efek dari epidemi flu di tahun 2009, aturan itu memungkinkan pemerintah untuk mengisolir kota yang dirasa berperan dalam penyebaran virus. Perwujudannya kurang lebih seperti Wuhan di Cina.

Aturan itu belum bisa dipakai untuk pengendalian virus Corona, menurut Reuters, dikarenakan tidak mengatur khusus jenis epidemi seperti virus Corona. Alhasil, revisi harus dilakukan agar situasi darurat bisa segera diaktifkan. Abe dikritik karena tidak segera melakukan hal itu.

Salah satu pengkritik Abe, Masahiro Kami dari Medical Governance Research Institute, mengatakan ada langkah alternatif untuk Abe. Langkah itu adalah mengintepretasi aturan pengendalian yang ada. Dengan begitu, status darurat bisa diaktifkan dengan lebih cepat.

"Sebenarnya lebih darurat untuk meningkatkan tes kesehatan dan pertolongan pertama terhadap lansia dibandingkan membatasi aktivitas publik," ujar Kami soal pengendalian virus Corona.

Sementara itu, Koichi Nakano, professor Ilmu Politik dari Sophia University, pesimistis Abe akan benar-benar merevisi aturan. "Saya menduga Abe tidak akan melakukannya karena itu sama saja membunuh Olimpiade Jepang 2020," ujar Nakano.

ISTMAN MP | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

13 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

18 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

23 jam lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

23 jam lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

1 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya