Rekan Partai Mahathir Calonkan Diri Jadi Perdana Menteri Malaysia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 29 Februari 2020 10:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang rekan partai dari pemimpin sementara Malaysia Mahathir Mohamad akan menjadi kandidat perdana menteri.
Mantan Menteri Dalam Negeri Mahathir, Muhyiddin Yassin, akan menjadi kandidat untuk Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) atau Bersatu, kata partai dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, 29 Februari 2020.
"Setelah pertemuan di antara anggota parlemen Bersatu, telah diputuskan bahwa kami akan mencalonkan Muhyiddin Mohd Yassin, presiden Bersatu dan Pagoh MP, kepada raja untuk menjadi perdana menteri Malaysia kedelapan," kata Sekjan Bersatu Marzuki Yahya pada Jumat, dikutip dari Channel News Asia.
Yahya menambahkan bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh 36 anggota parlemen Bersatu.
Bersatu saat ini memegang 26 kursi di parlemen. Diyakini ada 10 anggota parlemen dari blok independen Azmin Ali yang mempertimbangkan untuk bekerja dengan Bersatu.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah raja mengatakan bahwa ia akan meminta para pemimpin partai untuk menghadirkan calon untuk jabatan perdana menteri.
Pada konferensi pers setelah meluncurkan paket stimulus ekonomi pada hari Kamis, Dr Mahathir ditanya apakah dia akan menerima Muhyiddin sebagai perdana menteri jika ada dukungan dari anggota parlemen.
"Muhyiddin mungkin menjadi kandidat. Jika semua orang memilihnya, saya baik-baik saja," jawab Mahathir. "Jika semua orang memilihnya, dia dapat membentuk Kabinetnya."
Mahathir mencatat bahwa Muhyiddin lebih menerima bekerja dengan anggota oposisi untuk membentuk koalisi baru.
"Posisi saya adalah saya tidak akan menerima UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu), tetapi saya akan menerima mereka yang meninggalkan UMNO. Tapi Muhyiddin siap menerimanya. Siapa pun yang menang, saya akan menerimanya sebagai perdana menteri," kata Mahathir.
Pada hari Senin pekan ini, Dr Mahathir mengajukan pengunduran dirinya ke istana.
Tidak lama kemudian, Bersatu juga mengumumkan bahwa mereka telah keluar dari Pakatan Harapan (PH), sementara Azmin dan 10 anggota parlemen lainnya mengundurkan diri dari PKR. Ini secara efektif berarti bahwa PH tidak akan lagi memiliki mayoritas di parlemen dengan 222 kursi.
Meskipun Raja Malaysia menerima pengunduran diri itu, ia segera menunjuk Dr Mahathir sebagai perdana menteri sementara sampai perdana menteri definitif dipilih.