Performa Trump di Pemilu AS Tergantung Penanganan Virus Corona

Jumat, 28 Februari 2020 13:24 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan komentar setelah serangan udara Militer AS terhadap Jenderal Iran Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, di Pantai Palm Barat, Florida, AS, 3 Januari 2020. "Soleimani merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan mengerikan terhadap para diplomat Amerika dan personel militer tetapi kami menangkapnya dalam suatu aksi dan menghentikannya," kata Trump kepada wartawan di resor Mar-a-Lago. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Keuangan Goldman Sachs memprediksi isu penanganan virus Corona akan berperan dalam menentukan siapa Presiden Amerika selanjutnya. Menurut analis Goldman Sachs, Ben Snider, inkumben Donald Trump bisa gagal di Pemilu Amerika 2020 jika tak becus menangani epidemi virus Corona (COVID-19).

"Jika epidemi virus Corona sampai berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika, maka akan semakin besar kemungkinan calon dari Demokrat yang memenangkan Pemilu 2020," ujar Snider sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat, 28 Februari 2020.

Hingga berita ini ditulis, berbagai analis pesimistis Amerika bisa menghindari perlambatan ekonomi akibat epidemi virus Corona. Bahkan, beberapa pihak sudah yakin Amerika akan jatuh ke masa resesi tahun ini. Mark Zandi, analis dari Moody, mengatakan bahwa kemungkinan Amerika jatuh ke fase resesi adalah 40 persen.

Hal senada disampaikan oleh mantan Kepala Federal Reserve, Janet Yellen. Ia menyebut resesi sebagai hal yang tidak terhindarkan dengan situasi Amerika sekarang. "Sangat masuk akal hal tersebut (virus Corona) akan membawa Amerika ke masa resesi" ujar Yellen.

Dalam sejarah pemerintahan Amerika, pertumbuhan ekonomi memang berperan penting dalam menentukan kemenangan seorang calon. Hal itu pernah terjadi di tahun 1992 ketika mantan Presiden Bill Clinton mengalahkan George H.W. Bush dengan memanfaatkan isu perlambatan ekonomi. Di tahun 2020, rival Trump bisa memainkan isu serupa.

Di satu sisi, berbagai pihak memandang Trump gagap menangani virus Corona. Di saat indikasi community spread (penyebaran bebas) virus Corona sudah muncul di Amerika, Trump masih mengatakan bahwa resiko virus Corona relatif rendah.

Selain itu, Trump juga dianggap menunjuk figur yang salah untuk memimpin satuan tugas penanganan virus Corona. Alih-alih menunjuk figur dengan latar belakang medis atau penanganan epidemi, ia malah menunjuk Wakil Presiden Mike Pence. Pence diketahui tidak memiliki latar belakang medis sama sekali.

Penanganan oleh Trump diperparah dengan keputusannya dulu untuk membubarkan Global Health Security. Padahal, tim itu diperlukan untuk menangani situasi epidemi seperti virus Corona. Ketika awak media menanyai apakah Trump menyesal telah membubarkan tim tersebut, ia menjawab tidak karena Ia merasa bisa mengumpulkan pakar epidemi dengan mudah jika diperlukan.

"Permasalahannya, untuk menghadapi epidemi, dibutuhkan perencanaan yang matang serta investasi yang berkelanjutan. Kamu tidak bisa membentuk pemadam kebakaran ketika kebakaran sudah terjadi," ujar Tom Inglesby, Direktur John Hopkins Center for Health Security, mengkritik kebijakan Trump.

"Saya rasa ada semacam sikap menyepelekan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat sistem (penanganan epidemi) yang matang," ujar Inglesby menambahkan sebagaimana dikutip dari Washington Post.

Sejauh ini, jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di seluruh dunia sudah mencapai 83.269. Sebanyak 60 di antaranya berada di Amerika.

ISTMAN MP | CNN | WASHINGTON POST

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

1 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

5 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

10 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya