Taiwan Hindari Insiden dengan Cina, Bisa Memicu Perang

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 26 Februari 2020 13:05 WIB

Seorang apoteker meracik obat tradisional Cina di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Cina di Hefei, Provinsi Anhui, Cina Timur, 24 Februari 2020. Rumah sakit tersebut bertanggung jawab untuk meracik, merebus dan mengirim obat tradisional Cina ke tujuh rumah sakit yang ditunjuk untuk merawat pasien virus Corona di Hefei. Xinhua/Zhou Mu

TEMPO.CO, Taipei – Pemerintah Taiwan akan terus menunjukkan sikap baik kepada Cina selama merebaknya wabah virus Corona.

Ini dilakukan agar Taiwan tidak memberi alasan kepada Cina untuk menyerang sebagai cara mengurangi tekanan internal kepada pemerintahan Presiden Xi Jinping.

“Para akademisi mempercayai tidak ada ruang untuk ambiguitas lintas Selat Taiwan. Dewan menyarankan pemerintah mempertahankan posisinya saat ini dan berpartisipasi di WHO serta menunjukkan sikap baik kepada Cina yang menderita akibat penyebaran virus Corona ini,” begitu pernyataan dari Dewan Urusan Daratan Taiwan pada Selasa, 25 Februari 2020 seperti dilansir Reuters.

Sejak merebaknya virus Corona dua bulan terakhir, pemerintah Taiwan berulang kali mengecam Beijing.

Ini terkait tindakan Cina memblokir upaya Taiwan untuk berpartisipasi dalam upaya WHO mencegah penyebaran virus Corona ini.

Advertising
Advertising

Pemerintah Taiwan menuding pemerintah Cina menyampaikan informasi keliru kepada WHO mengenai jumlah korban infeksi virus Corona di negara itu.

Dewan Urusan Daratan Taiwan juga menyatakan pemerintah sebaiknya menghindari insiden kecil yang bisa memicu perang lintas Selat Taiwan.

“Karena itu bisa menjadi titik melepaskan tekanan yang sedang dialami Partai Komunis Cina dari tekanan internal,” begitu pernyataan Dewan.

Saat ini, mayoritas rakyat di Taiwan kurang bersimpati terhadap penderitaan Cina akibat wabah virus Corona. Ini terjadi karena perlakuan Cina terhadap Taiwan selama ini.

Wabah virus Corona atau COVID – 19 menyebar dari pasar hewan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina sejak Desember 2019. Pemerintah Cina telah mengisolasi Provinsi Hubei dan membatalkan perayaan hari raya Imlek pada 25 Januari lalu. Ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus Corona.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya