Benjamin Netanyahu Mau Bangun Permukiman Baru di Yerusalem Timur

Jumat, 21 Februari 2020 09:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana pembangunan permukiman Yahudi baru di Yerusalem Timur, beberapa hari sebelum pemilu Israel digelar.

Netanyahu berjanji akan membangun 6.200 unit perumahan, hanya bertepatan 11 hari sebelum pemilihan nasional, yang dilihat secara luas sebagai upaya Netanyahu untuk memperkuat dukungan di kubu sayap kanan Israel.

Menurut laporan New York Times, 20 Februari 2020, rumah-rumah itu rencananya dibangun di dua wilayah Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dari Yordania pada perang 1967 dan telah lama dituntut Palestina sebagai ibu kota negara merdeka di masa depan.

Israel secara sepihak mencaplok wilayah itu sebagai bagian dari ibu kotanya, sebuah langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional tetapi disahkan oleh rencana Timur Tengah Presiden Trump.

"Kami bergabung dengan semua bagian dari Yerusalem yang bersatu," kata Netanyahu mengumumkan dalam sebuah rekaman video dengan latar belakang Har Homa, salah satu dari dua lingkungan permukiman baru yang akan dibangun.

Advertising
Advertising

Netanyahu mengatakan kantornya akan segera memulai proses tender untuk pembangunan 1.000 unit baru di lingkungan lain, Givat Hamatos, memulai pembangunan di daerah di mana tidak ada yang dibangun selama bertahun-tahun karena tekanan internasional.

Pentingnya persetujuan Netanyahu tidak segera jelas, mengingat bahwa otorisasi akhir untuk konstruksi di Givat Hamatos telah diberikan oleh kantornya enam tahun lalu, menurut Times of Israel.

Sebuah alat berat milik pasukan Israel menghancurkan bangunan milik warga Palestina di desa Sur Baher, Yerusalem Timur, 22 Juli 2019. REUTERS/Mussa Qawasma

Rencana pembangunan di Givat Hamatos pertama kali diajukan pada tahun 2012, mendapat kecaman luas di masyarakat internasional atas pemutusan hubungan dengan lingkungan Palestina di Beit Safafa dan Sharafat dari Tepi Barat. Para kritikus mengatakan rencana ini bisa mengancam perdamaian Solusi Dua Negara berdasarkan garis perbatasan pra-1967.

Pengumuman hari Kamis tampaknya adalah pertama kalinya Netanyahu secara terbuka mengakui telah membekukan bangunan pada rencana Givat Hamatos, menjelaskan bahwa dia telah di tekan negara-negara lain untuk tidak membangun di sana.

Berbicara kepada wartawan di depan Har Homa bersama dengan Wali Kota Yerusalem Moshe Lion dan Menteri Pariwisata Yariv Levin, Netanyahu mengatakan bahwa selain 2.200 unit yang telah ia tanda tangani untuk dibangun lingkungan di belakangnya dan 3.000 unit untuk Givat Hamatos, ia juga telah memberi lampu hijau pembangunan 1.000 rumah untuk warga Palestina di lingkungan Beit Safafa, yang telah lama menderita dari krisis perumahan.

"Koeksistensi di Yerusalem," katanya. "Yerusalem sedang dibangun dan diperluas. Kami menghubungkan semua bagian dari Yerusalem yang bersatu. Saya telah menghilangkan semua batasan, dan sekarang Yerusalem sedang dibangun di bawah otoritas saya."

Organisasi sayap kiri Peace Now mengatakan rencana itu akan mencegah negara Palestina di masa depan.

Pengumuman dari Netanyahu datang kurang dari dua minggu setelah Kementerian Perumahan Israel mulai memajukan rencana untuk membangun lingkungan Yahudi besar-besaran di daerah Yerusalem Timur, yang tampaknya diperuntukkan dalam rencana perdamaian ala Trump untuk pusat pariwisata Palestina.

Pada 9 Februari, kementerian menyerahkan rencana pembangunan sekitar 9.000 unit rumah di lokasi Bandara Atarot, yang tidak beroperasi sejak Intifada Kedua pada tahun 2000.

Rencana Trump tidak menentukan di mana tepatnya pusat pariwisata Palestina di Atarot akan berlokasi, namun bandara adalah satu-satunya area terbuka di lingkungan Yerusalem Timur di mana situs tersebut dapat dibangun.

Lingkungan baru di Atarot akan memecah bentangan panjang daerah perkotaan Palestina yang membentang dari lingkungan Yerusalem Timur Beit Hanina dan Shuafat utara ke Kfar Aqab, Qalandiya dan Ramallah di sisi lain dari barikade keamanan.

Proyek masih perlu disahkan dalam beberapa tahap perencanaan lain yang dapat memakan waktu beberapa tahun, tetapi pengajuan rencana pembangunan menandai langkah signifikan menuju konstruksi setelah beberapa tahun penundaan karena kurangnya dana.

Situs yang ditunjuk untuk konstruksi sebagian besar di tanah negara tetapi bagian dari lingkungan baru akan dibangun di tanah milik pribadi warga Palestina, memaksa Israel membongkar setidaknya 15 rumah keluarga Palestina.

Berita terkait

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

5 menit lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

5 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

8 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

10 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

11 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

13 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

21 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

23 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya