Pameran Arsip 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia - Rusia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 8 Februari 2020 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Federasi Rusia, Sergey Lavrov, membuka pameran arsip dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia pada Selasa, 4 Februari 2020 waktu setempat di Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, di Kota Moskow.
Pameran ini berisikan materi-materi yang menceritakan kekayaan sejarah hubungan diplomatik kedua negara sejak 1950. Hubungan antara Rusia - Indonesia berkembang dinamis di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi dan perdagangan, sosial budaya serta teknik militer.
Menlu Lavrov menyebut penyelenggaraan tahunan Festival Indonesia di Moskow dan kegiatan-kegiatan budaya Rusia di Indonesia menjadi tradisi yang baik. Dengan potensi yang dimiliki, kedua negara dapat lebih mengembangkan hubungan pada tingkat yang baru, yaitu kemitraan strategis.
KBRI Moskow dalam keterangan menjelaskan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengapresiasi hubungan kedua negara yang terus meningkat. Dubes Wahid mencatat peran besar Rusia, yang sebelumnya Uni Soviet, dalam pembangunan Indonesia pada awal-awal setelah kemerdekaan Indonesia.
Dubes Wahid juga meyinggung pertemuan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan hubungan kedua negara. Wahid berharap tradisi pertemuan presiden kedua negara dapat terus berlanjut.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia pada 3 Februari 2020 genap berusia 70 tahun. Pada pameran arsip ini diperlihatkan beragam dokumen dan foto sejarah 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Di antara dokumen-dokumen tersebut adalah dokumen tertanggal 26 Januari 1950 mengenai pengakuan Uni Soviet terhadap kedaulatan Republik Indonesia dan keinginan Uni Soviet untuk membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Sementara dokumen dari Indonesia yang diterima Moskow pada 3 Februari 1950 menyampaikan tanggapan positif pemerintah Indonesia mengenai pembukaan hubungan diplomatik kedua negara.
Selain itu, terdapat juga dokumen tertanggal 30 November 1953 mengenai keinginan Indonesia untuk membuka Kedutaan Besar di Moskow dan dokumen balasan Moskow kepada Jakarta 27 Desember 1953 mengenai rencana pembukaan Kedutaan Besar di Jakarta. Pada 1954, kedua negara merealisasikan pembukaan Kedutaan Besar tersebut.
Duta Besar pertama Indonesia untuk Uni Soviet adalah DR. Subandrio. Terpampang dalam pameran ini Surat Kepercayaan DR. Subandrio sebagai Duta Besar yang ditandatangani Presiden Soekarno tertanggal 11 Februari 1954 yang ditujukan kepada pemimpin Uni Soviet, Kliment Voroshilov.
Arsip lainnya mengenai pembangunan Rumah Sakit Persahabatan, persuratan para pemimpin dan Menteri Luar Negeri kedua negara, dan dokumen perjanjian, antara lain Deklarasi Kerangka Kerja Sama Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21 yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada 21 April 2003.
Mantan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Vladimir Plotnikov yang pernah bertugas di Indonesia sekitar 20 tahun dalam karir diplomatiknya turut hadir dalam acara tersebut. Dubes Plotnikov, yang masih fasih berbahasa Indonesia mengatakan Uni Soviet waktu itu dan Indonesia berusaha menjalin kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang, seperti sipil, militer, dan perindustrian. Ada beberapa proyek pembangunan Uni Soviet di Indonesia, seperti di Pulau Kalimantan dan Jawa.