Netizen Puji Jepang karena Paling Peduli Bantu Cina Tangani Virus

Rabu, 5 Februari 2020 09:30 WIB

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati Tokyo Sky Tree di Tokyo, Jepang 31 Januari 2020. [REUTERS / Kim Kyung-Hoon]

TEMPO.CO, Jakarta - Netizen Cina merasa terharu atas simpati dan bantuan Jepang untuk mengendalikan wabah virus Corona.

Sikap dan empati Jepang kepada Cina atas wabah virus Corona menumbuhkan solidaritas baru kedua negara, yang secara historis bermusuhan sejak invasi Jepang ke Cina.

Salah satunya ketika netizen Cina berbelasungkawa setelah pejabat Jepang berusia 37 tahun, yang mengawasi asrama karantina warga Jepang dari Wuhan, meninggal dunia di dekat asrama di Prefektur Saitama pada 1 Februari.

"Saya benar-benar tidak berharap bahwa pejabat pemerintah pertama yang melakukan bunuh diri adalah orang Jepang," tulis seorang pengguna dalam bahasa Cina di jejaring sosial Weibo, seperti dikutip Quartz, 4 Februari 2020, menggemakan kemarahan yang meluas terhadap pejabat senior Cina yang tidak menyatakan penyesalan atau bertanggung jawab atas respons wabah.

Ucapan belasungkawa bagi pejabat Jepang adalah bagian dari perlakuan hangat yang diterima negara di Cina, di mana pemerintah telah mengecam negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, yang membatasi warga negara Cina memasuki perbatasan AS. Sebaliknya, pujian untuk Jepang telah menjadi hal biasa di internet dalam beberapa hari terakhir, yang sejatinya jarang terjadi mengingat sejarah panjang permusuhan antara kedua negara sejak invasi Jepang ke Cina pada tahun 1937.

Advertising
Advertising

Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, berbicara pada konferensi pers reguler di Beijing, Cina, 6 Januari 2016. [REUTERS / Jason Lee]

Pemerintah Cina secara resmi telah menyampaikan terima kasih kepada Jepang atas sikap dan dukungannya terhadap Cina, ketika negara lain mengalihkan diri.

"Saya sangat tersentuh," kata Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina pada Selasa, dikutip dari South China Morning Post.

"Saya percaya banyak netizen Cina juga memperhatikan detail yang menghangatkan hati ini," kata Hua. "Kami berterima kasih kepada orang-orang dari negara mana pun yang telah menunjukkan simpati, pengertian, dan dukungan selama masa sulit ini. Kami akan mengenang ini di hati kami."

Pujian netizen Cina muncul karena respons Jepang terhadap krisis virus Corona jauh lebih baik daripada banyak negara lain. Ketika AS dan Australia telah melarang pengunjung yang datang dari Cina daratan dalam 14 hari terakhir, Tokyo sejauh ini hanya memberlakukan larangan masuk pada semua orang asing yang pernah ke Provinsi Hubei, serta pemegang paspor Cina yang dikeluarkan di Hubei. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pada Selasa ia dapat memperluas pembatasan.

Pujian telah datang bahkan ketika Abe menjadi salah satu pemimpin dunia yang langka untuk berbicara tentang perlunya Taiwan diizinkan untuk berpartisipasi dalam WHO. Taiwan tidak diikutsertakan dalam badan PBB karena keberatan Cina, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.

Pengguna internet di Cina juga memuji sikap Jepang yang lain, termasuk sumbangan 1 juta masker Jepang untuk pengecer di Kota Chengdu, Cina, dan 30.000 masker dari Kota Oita yang merupakan sister city Kota Wuhan. Tagar berbahasa mandarin "#Jepang mengirimkan 1 juta masker wajah untuk membantu Wuhan", telah dilihat lebih dari 500 juta kali di Weibo.

"Saya menangis. Kebaikan dari Jepang ini bahkan terlihat lebih berharga dalam menghadapi reaksi dingin terhadap Cina dari beberapa rekan senegara saya," kata seorang pengguna Weibo dalam komentar dari sebuah unggahan Twitter dengan tagar "#Jepang akan melakukan yang terbaik untuk membantu Cina".
Selain di luar negeri, orang-orang dari Kota Wuhan atau Provinsi Hubei mendapati diri mereka menjadi sasaran stigmatisasi dan diskriminasi di Cina.

Banyak juga yang menggunakan tanggapan Jepang atas virus Corona sebagai cara untuk mengkritik Taiwan, yang telah memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat terhadap warga negara Cina dan membatasi ekspor masker wajah ke Cina. "Jepang berperilaku jauh lebih baik daripada Taiwan saat ini," kata seorang pengguna Weibo. "Mereka yang membenci Jepang dengan cara ekstrem perlu merenungkan diri mereka sendiri."

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

11 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

13 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

15 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

18 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

21 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

22 jam lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya