Cina Produsen Senjata Global Kedua, Amerika Satu, Rusia Ketiga

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 28 Januari 2020 05:01 WIB

Senjata penembak Electromagnetic Railgun buatan mliter Cina. Th Drive

TEMPO.CO, Stockholm - Lembaga pemantau senjata Stockholm International Peace Research Institute atau SIPRI melansir laporan yang menyatakan Cina sebagai produsen senjata terbesar kedua setelah Amerika Serikat dan di atas Rusia.

Data yang berhasil dikumpulkan berasal dari periode 2015 – 2017 dan menunjukkan produksi senjata Cina secara komprehensif.

“Data baru ini membantu mengestimasi skala industri senjata Cina,” kata pengurus Institute ini seperti dilansir Aljazeera pada Senin, 27 Januari 2020.

Data ini merupakan data keuangan yang meliputi empat perusahaan penting produsen senjata di Cina.

Total penjualannya mencapai US$54.1 atau sekitar Rp738 triliun. Ini membuat Cina menempati peringkat atas untuk 20 produsen senjata canggih global.

Advertising
Advertising

“Tiga perusahaan termasuk dalam top 10,” begitu pernyataan SIPRI.

Sedangkan total penjualan senjata AS pada 2017 adalah US$226.6 miliar atau sekitar Rp3.600 triliun.

Dan Rusia menempati peringkat ketiga US$37.7 miliar atau sekitar Rp515 triliun.

Perusahaan Aviation Industry Corporation of China atau AVIC, yang memproduksi pesawat terbang dan komponen industri penerbangan, merupakan produsen keenam terbesar. Estimasi penjualannya mencapai sekitar US$20.1 miliar atau sekitar Rp274 triliun.

Sedangkan NORINCO atau North Industries Group Corporation dari Cina memproduksi senjata berbasis darat. Perusahaan ini menempati urutan kedelapan dengan estimasi penjualan US$17.2 miliar atau sekitar Rp235 triliun.

Dua perusahaan lainnya yaitu China Electronics Technology Group Corporation dan China South Industris Group Corporation diperkirakan membukukan penjualan US$12.2 miliar atau US$4.6 miliar.

Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Cina tidak menanggapi permintaan konfirmasi soal ini di saat sedang berlangsung libur panjang. Upaya menelepon kantor AVIC, NORINCO, dan dua lainnya tidak dibalas.

SIPRI yang berbasis di Swedia mengatakan dana belanja senjata secara global pada 2018 mencapai US$1.8 triliun atau sekitar Rp25 ribu triliun. Ini angkat tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin.

Pemicu terbesar belanja senjata ini adalah AS dan Cina. Penjualan senjata AS pada 2018 mencapai US$246 miliar atau sekitar Rp3.400 triliun. Rusia membukukan penjualan US$36.2 miliar atau sekitar Rp494 triliun. Dan Inggris Raya menjual senjata sekitar US$35.1 miliar atau sekitar Rp479 triliun.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya