Cina: Kami Tak Hambat Taiwan Bahas Virus Corona dengan WHO

Sabtu, 25 Januari 2020 16:00 WIB

Staf medis bersumpah sebagai anggota "tim serangan" dalam perang melawan pneumonia terkait virus corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, 22 Januari 2020. [Xinhua/Cheng Min/Global Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pemerintahnya tidak menghambat partisipasi Taiwan dalam diskusi pengendalian virus corona dengan WHO.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang merespons klaim Taiwan sebelumnya bahwa Cina menghambat keterlibatan Taiwan di WHO untuk membahas pengendalian virus corona.

"Tidak ada yang lebih peduli tentang kesehatan dan kesejahteraan rekan-rekan kami di Taiwan daripada pemerintah pusat Cina. Setelah wabah pneumonia yang disebabkan oleh novel coronavirus terjadi di Wuhan, Komisi Kesehatan Nasional memberitahukan wilayah Taiwan secara tepat waktu dan cepat," kata Geng Shuang dalam konferensi 22 Januari 2020, dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Cina, 25 Januari 2020.

Menurut Geng Shuang, pada 13 hingga 14 Januari, seperti yang diminta oleh otoritas terkait di Taiwan, para ahli dari wilayah Taiwan pergi ke Wuhan untuk melihat tindakan otoritas Cina tentang pencegahan dan pengendalian, perawatan medis, dan deteksi patogen.

"Mereka juga berdiskusi dengan para ahli di daratan yang berpartisipasi dalam pekerjaan medis terkait. Para ahli Taiwan menyatakan penghargaan yang tulus atas penerimaan mereka di daratan," kata Geng Shuang.

Advertising
Advertising

Konferensi pers reguler Juru Bicara Kementerian Luar Negeri CIna Geng Shuang pada 22 Januari 2020.[Ministry of Foreign Affairs of the People's Republic of China]

Namun Geng Shuang menegaskan keikutsertaan Taiwan dalam kegiatan internasional harus diatur secara adil dan wajar mengikuti Prinsip Satu Cina setelah konsultasi lintas-selat.

"Berdasarkan pengaturan yang dibuat oleh Cina dan WHO, para ahli medis dari wilayah Taiwan dapat menghadiri pertemuan teknis yang relevan di WHO, dan WHO dapat mengirim para ahli ke Taiwan untuk memeriksa atau membantu bila perlu," lanjut Geng Shuang.

Wilayah Taiwan memiliki akses tepat waktu ke informasi WHO tentang kedaruratan kesehatan masyarakat global, dan setiap keadaan darurat yang terjadi di wilayah Taiwan dapat dilaporkan kepada WHO tepat waktu, kata Shuang.

Sebelumnya dalam rilis Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang diterima Tempo pada 24 Januari, Taiwan menyalahkan Cina karena menyembunyikan wabah corona pada tahap awal, padahal Taiwan berisiko terpapar virus corona karena letaknya yang berdekatan dengan Cina daratan. Taiwan juga mengklaim Cina menghambat partisipasi dengan WHO karena tekanan Prinsip Satu Cina.

Taiwan telah menutup semua perbatasannya bagi pendatang dari Wuhan terkait kekhawatiran penyebaran virus corona, menurut The Diplomat.

Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan (CDC) mengatakan pada hari Selasa seorang perempuan berusia 55 tahun yang bekerja di Wuhan dinyatakan positif terkena virus corona setelah tiba di Bandara Internasional Taoyuan pada hari Senin, dan mengatakan kepada petugas karantina bahwa ia menderita demam.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

10 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

12 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

18 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

19 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya