TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan mengkritik pemerintah Cina karena tidak dilibatkan untuk membahas situasi darurat virus corona dengan WHO.
Taiwan mengkonfirmasi salah satu warganya terinfeksi virus corona pada 22 Januari kemarin. Namun, Taiwan kecewa tidak diundang dalam pertemuan WHO dengan negara-negara terpapar virus corona karena terhambat Cina.
Dalam rilis Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang diterima Tempo, 24 Januari 2020, Taiwan tidak bisa menjadi anggota WHO karena Cina memperkuat "Prinsip Satu Cina" di WHO.
Di masa lalu, Taiwan diundang untuk bergabung dengan World Health Assembly sebagai pengamat, tetapi telah dilarang bahkan sejak pemilihan Tsai 2016 karena tekanan dari Beijing.
Taiwan menyalahkan Cina karena menyembunyikan wabah corona pada tahap awal, padahal Taiwan berisiko terpapar virus corona karena letaknya yang berdekatan dengan Cina daratan.
"Ketika WHO menganggap situasi ini sebagai hal yang mendesak dan mengadakan pertemuan darurat, seharusnya mengundang Taiwan untuk bergabung dalam upaya pencegahan epidemi. Namun demikian, Cina masih bersikeras pada pandangan politik, dan mencegah Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan darurat WHO," tulis TETO dalam pernyataannya.
Petugas paramiliter Cina mengenakan masker sedang berjaga di pintu masuk Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup setelah kota itu dikarantina karena merebaknya virus corona baru di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 23 Januari 2020.[China Daily via REUTERS]
Taiwan mengklaim Cina menghambat partisipasi Taiwan di WHO karena organisasi internasional mesti berdasarkan Prinsip Satu Cina. Taiwan juga merujuk hambatan Prinsip Satu Cina pada wabah SARS 2003, sehingga Taiwan kesulitan mendapat bantuan pertama WHO.
Taiwan melakukan langkah pencegahan virus corona demi keselamatan warganya dan warga asing. Saat ini tercatat 300.000 warga negara Indonesia bekerja, belajar, dan tinggal di Taiwan.
Pemerintah Taiwan juga mengimbau Indonesia dan negara lain untuk berdiri di garis depan bersama Taiwan untuk memerangi wabah virus corona.
Menurut The Diplomat, Taiwan menutup semua perbatasannya bagi pendatang dari Wuhan terkait kekhawatiran penyebaran virus corona setelah dikeluarkan dari pertemuan WHO.
Semua penerbangan langsung antara Taiwan dan Wuhan dibatalkan pada Kamis, dengan maskapai Taiwan China Airlines dan Mandarin Airlines mengumumkan pembatalan hingga 27 Februari.
Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan (CDC) mengatakan pada hari Selasa seorang perempuan berusia 55 tahun yang bekerja di Wuhan dinyatakan positif terkena virus corona setelah tiba di Bandara Internasional Taoyuan pada hari Senin dan mengatakan kepada petugas karantina bahwa ia menderita demam.
Pada hari Rabu, 12 orang lainnya dikarantina karena kemungkinan kasus virus, menurut CDC, sementara 26 orang telah diperiksa.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Rabu mendesak Cina untuk berbagi informasi tentang penyebaran virus dan mengatakan bandara internasional negara itu menegakkan langkah-langkah ketat pencegahan epidemi virus corona.