Bekas PM Australia Turnbull Kritik Trump Soal Krisis Iklim

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 22 Januari 2020 13:47 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan komentar setelah serangan udara Militer AS terhadap Jenderal Iran Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, di Pantai Palm Barat, Florida, AS, 3 Januari 2020. "Soleimani merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan mengerikan terhadap para diplomat Amerika dan personel militer tetapi kami menangkapnya dalam suatu aksi dan menghentikannya," kata Trump kepada wartawan di resor Mar-a-Lago. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Canberra - Bekas Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengatakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merupakan seorang penolak perubahan iklim terdepan di dunia.

Turnbull mengatakan ini menanggapi ucapan Trump bahwa aktivis lingkungan merupakan nabi kehancuran dengan prediksi mereka mengenai perubahan iklim dan pemanasan global.

“Dia menggunakan politik rasa takut jika cocok dengan dirinya, dan Trump sebenarnya seorang penolak perubahan iklim dunia,” kata Turnbull seperti dilansir News pada Rabu, 22 Januari 2020.

Turnbull mengatakan Trump merupakan pemimpin dari negara paling berpengaruh di dunia.

“Dan dia secara aktif menolak gerakan global untuk mengurangi emisi karbon,” kata Turnbull.

Advertising
Advertising

Kemarin, Trump baru saja berpidato di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, ntuk mengingatkan publik menolak pesimisme tanpa sekalipun menggunakan kata ‘iklim’ dan ‘pemanasan global’.

“Ini merupakan waktunya optimis. Rasa takut dan keraguan bukan proses berpikir yang bagus,” kata dia.

Trump juga mengatakan untuk menyambut masa depan semua orang harus menolak prediksi bencana oleh para nabi kehancuran.

Menurut Turnbull, perubahan iklim merupakan kajian ilmu fisikan. Tapi belakangan, perdebatan soal ini dicemari oleh ideologi.

Mantan PM Australia Malcolm Turnbull dikenal gemar naik kereta menuju kantornya, bahkan saat masih menjadi kepala negara pun ia sempat beberapa kali terlihat menaiki kereta bersama para komuter. Foto Presiden Jokowi naik kereta commuterline menuju Bogor di jam padat menjadi viral di media sosial pada Rabu, 6 Maret 2019 kemarin. Abc.net.au

“Semakin banyak gas efek rumah kaca dipompa ke udara, semakin besar efeknya dirasakan. Suhu planet menjadi semakin hangat dan konsekuensinya kita rasakan,” kata dia.

Turnbull menyebut,”Suhu makin panas, iklim makin kering, lebih panjang musim kemarau, lebih ganas dan kebakaran.”

Menurut Turnbull ini terjadi di AS dan Australia serta negara lain. Trump telah menarik AS keluar dari Perjanjian Iklim Paris. Sedangkan Australia tetap berkomitmen.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

5 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

14 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya