Pemakzulan Trump Berlanjut ke Senat Amerika

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 16 Januari 2020 12:37 WIB

Foto pertemuan perwakilan Kongres dengan Donald Trump di Gedung Putih pada Rabu, 16 Oktober 2019, yang diunggah Trump ke Twitter. Terlihat Ketua DPR AS Nancy Pelosi berdiri.[Twitter@realDonaldTrump]

TEMPO.CO, Washington – DPR Amerika Serikat, yang dikuasai Partai Demokrat, mengirim dokumen dakwaan pemakzulan Presiden Donald Trump ke Senat pada Rabu, 15 Januari 2020.

Dokumen ini berisi dakwaan bahwa DPR AS menemukan adanya tindakan penyalahgunaan kewenangan dan upaya menghalangi investigasi DPR oleh Trump.

Proses pemakzulan ini terjadi terkait permintaan Trump kepada Presiden Ukraina untuk menginvestigasi bekas Wakil Presiden Joe Biden dan anaknya Hunter Biden soal bisnis gas di Ukraina.

Biden merupakan salah satu kandidat utama dari Partai Demokrat untuk menjadi kandidat calon Presiden menantang Trump pada pilpres AS, yang akan digelar November 2020.

Dokumen dakwaan itu diserahkan DPR AS kepada Senat dalam map biru. Sejumlah tokoh DPR dari Partai Demokrat AS ikut mengantar dokumen itu. Mereka akan berperan sebagai jaksa penuntut atau disebut House managers dalam persidangan di Senat nanti.

Advertising
Advertising

“Sangat sedih, sangat tragis untuk negara kita, bahwa tindakan-tindakan yang diambil Presiden telah melemahkan keamanan nasional kita. Dia melanggar sumpah jabatan dan membahayakan keamanan proses pemilu kita. Dan ini membawa kita ke tahap ini,” kata Nancy Pelosi, ketua DPR AS, saat menandatangani dokumen dakwaan itu.

Pelosi menambahkan,”Presiden ini akan dimintai pertanggung-jawaban. Tidak ada orang di atas hukum."

Ada tujuh orang politikus DPR dari Demokrat, yang bakal menjadi penuntut Trump pada persidangan di Senat. Dua diantaranya adalah Ketua Komisi Intelijen DPR AS, Adam Schiff, dan Ketua Komisi Hukum Jerry Nadler.

DPR AS menuding Trump sengaja menahan dana bantuan sekitar US$391 juta atau sekitar Rp5.3 triliun untuk Ukraina. Ini diduga sebagai tekanan Washington kepada Kiev agar mau menginvestigasi bekas Wapres Joe Biden.

Trump juga didakwa melakukan upaya menghalangi proses investigasi DPR AS saat pemanggilan saksi-saksi dilakukan. Sejumlah saksi tidak mau dipanggil DPR AS dan Gedung Putih juga tidak menyerahkan dokumen yang diminta panel investigasi meskipun Kongres memiliki kewenangan pemanggilan paksa atau subpoena.

DPR AS, yang dikuasai mayoritas Partai Demokrat, memutuskan memakzulkan Trump pada 18 Desember 2019.

Namun, proses ini, seperti dilansir Reuters, harus berlanjut ke Senat AS, yang dikuasai mayoritas Partai Republik. Trump telah berjanji akan datang memberi penjelasan mengenai permintaannya kepada Presiden Ukraina soal investigasi Biden saat persidangan pemakzulan di Senat nanti.

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

4 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

17 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

4 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

5 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya