Kaleidoskop 2019: PM Hariri Mundur, Lebanon Masih Bergolak

Selasa, 31 Desember 2019 22:04 WIB

Saad al-Hariri, Perdana Menteri Lebanon mengundurkan diri setelah gelombang unjuk rasa akibat krisis ekonomi. Sumber: Reuters / Benoit Tessier/RT.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2019 merupakan salah satu tahun ujian politik terberat bagi masyarakat Lebanon. Pada 29 Oktober 2019, Saad al-Hariri mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Lebanon.

Keputusan itu diambil setelah gelombang unjuk rasa selama hampir dua bulan hingga melumpuhkan negara itu. Dalam gelombang unjuk rasa itu masyarakat menuding beberapa pejabat melakukan korupsi hingga menyebabkan perekonomian negara lumpuh.

"Hari ini saya menemui sebuah jalan buntu," kata Hariri, dalam pengunduran dirinya yang disiarkan lewat televisi.

Demonstran membawa bendera nasional ketika mereka berdiri di jembatan saat protes anti-pemerintah di Jal el-Dib, Lebanon pada hari Senin, 21 Oktober 2019.[Mohamed Azakir / Reuters]

Dalam pidato pengunduran dirinya itu, Hariri mengingatkan agar partai-partai politik yang ada di Lebanon bertanggung jawab menjaga negara itu. Hariri menyerah setelah upaya terakhirnya menyelamatkan negara dengan meluncurkan paket reformasi ekonomi dan upaya memberantas korupsi, tidak mampu menghentikan gelombang unjuk rasa yang diikuti ribuan orang.

Advertising
Advertising

Sayang, kemunduran Hariri tidak serta merta menyelesaikan lapis demi lapis masalah di Lebanon. Dikutip dari channelnewsasia.com, pada 28 Desember 2019, massa menyebut di luar rumah Perdana Menteri Lebanon yang baru, Hassan Diab. Mereka yang berunjuk rasa menyerukan agar Diab mundur meskipun baru 10 hari memegang jabatan baru.

Sejumlah bank di Lebanon sudah beroperasi kembali dan terlihat antrian nasabah yang mengular. Sumber: Reuters

Lebanon pada pekan terakhir Desember 2019, belum punya kabinet, krisis ekonomi semakin memburuk dampak dua bulan unjuk rasa hingga memaksa Hariri melepaskan jabatan perdana menteri. Unjuk rasa tidak berhenti kendati Hariri sudah mundur.

Untuk mengatasi kemarahan publik, partai-parti politik bernegosiasi selama beberapa minggu hingga akhirnya muncul nama Diab, seorang profesor dan mantan menteri pendidikan Lebanon. Diab dilantik menjadi perdana menteri Lebanon yang baru pada 19 Desember 2019.

Diab berjanji dalam tempo enam pekan akan membentuk sebuah pemerintahan yang baru yang terdiri dari para ahli independen. Di Lebanon, untuk membentuk kabinet biasanya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Namun unjuk rasa pada Sabtu, 28 Desember 2019, memperlihatkan demonstran masih belum yakin pada janji-janji Diab.

“Kami disini untuk menurunkan Diab. Dia tidak mewakili masyarakat. Dia itu sama dengan (pejabat) yang lain,” kata salah seorang demonstran.

Gelombang unjuk rasa dan kebuntuan politik telah membawa Lebanon pada krisis ekonomi terburuk sejak meletup perang sipil di negara itu 1975 – 1990. Komunitas internasional menyerukan agar Lebanon segera membentuk kabinet yang baru supaya bisa menjalankan reformasi-reformasi ekonomi dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan internasional.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

9 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

2 hari lalu

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

5 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

6 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

6 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

6 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

10 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

12 hari lalu

PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan pengunduran dirinya mulai 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

13 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Israel Waspadai Iran hingga Presiden Iran Belasungkawa Pemimpin Hamas

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Israel Waspadai Iran hingga Presiden Iran Belasungkawa Pemimpin Hamas

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 12 April 2024 diawali oleh kabar Israel bersiaga atas serangan musuh bebuyutannya, Iran.

Baca Selengkapnya