Mahathir: Malaysia Tidak Akan Ikut Campur Soal Uighur di Cina

Jumat, 27 Desember 2019 16:00 WIB

PM Malaysia Mahathir Mohamad. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan tidak akan ikut campur urusan Cina soal Xinjiang, tetapi akan menyediakan suaka bagi pengungsi Uighur.

"Masalah penindasan terhadap Islam di seluruh dunia, termasuk Uighur ada dan harus diakui oleh semua pihak," kata Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad, dikutip dari Malaysiakini, 27 Desember 2019.

Mahathir mengatakan bahwa Malaysia akan membantu Uighur dengan menerima pengungsi Uighur atau mengirim mereka ke negara ketiga.

"Jika Uighur melarikan diri ke Malaysia untuk mencari suaka, Malaysia tidak akan mengekstradisi mereka bahkan jika ada pengajuan dari China (untuk melakukannya)," jawab Mahathir.

"Mereka diizinkan pergi ke negara ketiga karena mereka memiliki ketakutan yang beralasan atas keselamatan mereka, atau kemungkinan perlakuan buruk berdasarkan keyakinan mereka bahwa mereka tidak dilindungi secara adil di negara asal mereka," katanya.

Advertising
Advertising

Mahathir mengatakan kebijakan luar negeri Malaysia mengambil pendekatan untuk tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain.

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, dalam acara Kuala Lumpur Summit. Sumber: Malay Mail

Sebelumnya pemerintah RI juga mengatakan tidak akan ikut campur soal Muslim Uighur di Cina.

Kepada Tempo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah Indonesia tidak akan mencampuri urusan negara lain. "Setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengatur warga negaranya. Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri," ujar Moeldoko di kantornya, Senin, 23 Desember 2019.

Cina mengklaim pendidikan ulang Uyghur adalah untuk mengekang ekstremisme. Media pemerintah negara itu telah merilis dua film dokumenter yang merinci dugaan terorisme di Xinjiang.

Pada 24 Desember, sekelompok LSM yang dipimpin oleh Angkatan Gerak Minda Malaysia (Agra) berkumpul di luar Kedutaan Besar Cina di Kuala Lumpur untuk menyerahkan sebuah memorandum yang mengutuk perlakuan Beijing terhadap para Uighur.

Menanggapi memorandum tersebut, juru bicara Kedutaan Besar Cina Tang Tang mengatakan Beijing terbuka untuk kritik yang membangun, namun Beijing tidak akan pernah menerima "tuduhan yang tidak bertanggung jawab dan palsu."

Pada September, Mahathir Mohamad mengatakan negara-negara Muslim diam tentang penganiayaan terhadap Uighur karena Cina adalah negara yang sangat kuat.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

45 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya