Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenapa Pemerintah Cina Lebih Ramah ke Muslim Hui daripada Uighur?

image-gnews
Para lelaki berkumpul di sebuah taman di Linxia Cina, provinsi Gansu, rumah bagi populasi besar etnis minoritas Hui Muslim, 1 Februari 2018.[REUTERS / Michael Martina]
Para lelaki berkumpul di sebuah taman di Linxia Cina, provinsi Gansu, rumah bagi populasi besar etnis minoritas Hui Muslim, 1 Februari 2018.[REUTERS / Michael Martina]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik di Xinjiang yang telah memancing mata internasional telah menyorot etnis Muslim Uighur. Namun Uighur, bagaimanapun, bukanlah populasi Muslim terbesar di Cina.

Adalah etnis Hui yang menganut Islam lebih banyak dengan 10,5 juta Muslim Hui , dan merupakan terbesar kedua dari 55 etnis Minoritas di Cina yang diakui secara resmi, dikutip dari TIME, 25 Desember 2019.

Kota Linxia di Provinsi Gansu adalah salah satu pusat pembelajaran Islam Hui dan di sini tradisi sufi tetap hidup.

Sementara Uighur telah menghadapi tindakan keras Beijing termasuk pembatasan ibadah. Tetapi ini tidak berarti bahwa Beijing membatasi Islam secara nasional. Memang, anggota masyarakat Muslim Hui menikmati mekarnya keyakinan di negara yang secara resmi masih merupakan negara komunis ateis.

Ismail, seorang Hui yang bekerja untuk perusahaan milik negara di daerah otonom Ningxia, mengatakan ia secara terbuka mempraktikkan keyakinannya.

"Tentu saja, saya berpuasa saat Ramadan," katanya. "Semua teman Hui saya juga melakukannya. Itu adalah kewajiban kita sebagai Muslim. "Tetapi seorang mahasiswa Uighur mengatakan dia dan teman-teman sekelasnya tidak diizinkan melakukan hal yang sama."

"(Otoritas universitas Han) memastikan kita makan di kafetaria. Mereka mengatakan mereka tidak ingin kita lelah, tetapi saya tidak percaya mereka. Itu karena kita adalah orang Uighur," katanya yang saat itu bersama mahasiswa Uighur.

Presiden Xi Jinping mengunjungi sebuah masjid di kota Urumqi, Xinjiang, pada tahun 2014. [Xinhua / Reuters]

Angka ibadah Haji Hui meningkat selama beberapa tahun terakhir, kata para ulama. Ismail mengatakan dia telah memperhatikan lebih banyak Muslimah Hui di kota kelahirannya mengenakan kerudung dalam beberapa tahun terakhir.

Sebaliknya, sebuah surat kabar lokal di kota Xinjiang, Karamay, melaporkan pekan lalu bahwa penduduk berjanggut panjang, jilbab, kerudung dan pakaian dengan bulan sabit Islam dan bintang tidak akan diizinkan naik bus umum.

Perbedaan yang paling mencolok antara kedua kelompok adalah posisi masing-masing dalam kaitannya dengan pemerintah Cina. Berbeda dengan Hui, kaum Uighur menghadapi diskriminasi negara yang mengkhawatirkan.

"Dengan kedok kontraterorisme dan upaya 'anti-separatisme', pemerintah mempertahankan sistem diskriminasi etnis yang meluas terhadap warga Uighur… dan secara tajam mengekang ekspresi agama dan budaya," menurut laporan Human Rights Watch 2013 tentang Cina, dikutip dari The Diplomat.

Seorang etnis muslim Uighur berjalan di depan layar bergambarkan Presiden Cina Xi Jinping di Kashgar, Xinjiang Uighur , 6 September 2018. Program Pair Up and Become Family untuk mengubah cara hidup dan kepercayaan etnis Uighur yang beragama Islam yang dianggap Cina berpotensi ekstrimis. REUTERS/Thomas Peter

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dru Gladney, salah satu akademisi terkemuka yang mempelajari Muslim Cina mengatakan persekusi terhadap Muslim Uighur bukan masalah agama. "Jelas, ada banyak cara berekspresi keagamaan yang tidak dikekang di Cina, tetapi ketika Anda melewati batas yang sangat samar dan bergeser dari apa yang negara anggap sebagai politik, maka Anda berada di wilayah berbahaya. Jelas inilah yang kami lihat di Xinjiang dan di Tibet."

Tidak seperti orang Tibet atau Uighur, yang berbicara bahasa Turki dan secara ras berbeda dari Han, Hui tidak gelisah untuk peningkatan otonomi, apalagi perpecahan dari Cina. Salah satu alasannya kemungkinan dipengaruhi oleh geografi. Sementara orang-orang Uighur terkonsentrasi di Xinjiang, dan orang-orang Tibet berkerumun di dataran tinggi di Cina bagian barat, Hui tersebar di seluruh negeri.

Daerah Otonomi Ningxia Hui memang didedikasikan untuk mereka, tetapi komunitas Hui ada di hampir setiap kota besar Cina. Populasi yang signifikan tinggal di Beijing.

Secara rasial dan bahasa, Hui - yang leluhurnya termasuk pedagang Persia, Asia Tengah dan Arab yang membanjiri Jalur Sutra dan menikah dengan orang Tionghoa setempat, hampir tidak dapat dibedakan dari mayoritas Han Tiongkok.

Seringkali, hanya kopiah putih yang membedakan seorang pria Hui dari Han. Sebagian karena kedekatan budaya mereka dengan Han dan penyebaran geografis mereka, Hui jauh lebih terintegrasi ke dalam kehidupan Cina daripada etnis minoritas yang tinggal di daerah perbatasan Cina.

"Cara (pemerintah memperlakukan) Uighur dan Hui benar-benar berbeda," kata seorang sarjana asing yang mempelajari Hui, yang enggan disebut namanya. "Hui dianggap sebagai Muslim yang baik dan Uighur adalah Muslim yang buruk."

Pembagian itu memiliki implikasi bagi masa depan Xinjiang, yang dulunya didominasi orang Uighur tetapi telah menjadi tuan rumah bagi gelombang transmigrasi yang didorong pemerintah. Sementara banyak dari pendatang baru-baru ini yang bekerja di militer dan pertanian milik negara dan tambang adalah Han, pendatang baru lainnya adalah Hui.

Para leluhur Hui termasuk jajaran panjang jenderal militer yang loyal kepada kekaisaran Cina di waktu lampau. Hui juga unggul dalam perdagangan, bakat yang membuat Hui menyebar di seluruh Cina. Bahkan di Lhasa, ibu kota Tibet, banyak toko perhiasan dan restoran di dekat alun-alun kota sekarang dimiliki oleh pedagang Hui. Hui, bersama dengan Han, menjadi sasaran ketika kekerasan etnis meletus di wilayah Tibet pada 2008.

Pengaruh eksternal juga menjadi lebih penting dalam Islam Cina. Proliferasi masjid-masjid bergaya Timur Tengah di Linxia mencerminkan kebangkitan Islam Salafi murni di seluruh dunia, dari Indonesia ke Afrika Utara, di mana agama yang bersatu mengalahkan pengaruh adat.

"Di Cina, Hui telah secara luar biasa menggambarkan akomodasi indah ini antara budaya Cina dan Islam," kata Gladney, yang mengajar di Pomona College di California. "Tapi dengan munculnya media sosial dan gagasan tentang satu dunia Islam, akomodasi bersejarah ini sedang diperdebatkan."

Gladney mencatat bahwa ulama Hui telah belajar di Universitas Al Azhar Mesir, salah satu pusat pembelajaran Islam yang paling penting di dunia, sementara sekitar 300 Muslim Hui tinggal di kota suci Madinah di Arab Saudi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

16 jam lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

20 jam lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

21 jam lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

23 jam lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

2 hari lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.


Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berjabat tangan dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, disaksikan antara lain Menlu Retno Marsudi sebelum sesi foto di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, 20 November 2023. REUTERS/Florence Lo/Poo
Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi membahas situasi di Timur Tengah dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di tengah ketegangan meningkat dengan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.