Pemerintah Cina Mau Susun Ulang Kitab Suci Agar Sejalan Komunisme

Kamis, 26 Desember 2019 13:30 WIB

Presiden Xi Jinping mengunjungi sebuah masjid di kota Urumqi, Xinjiang, pada tahun 2014. [Xinhua / Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina dilaporkan mau menulis ulang Injil, Alquran, dan semua teks suci agama besar lain di Cina, agar sejalan dengan nilai-nilai sosialisme.

Edisi baru kitab suci tidak boleh mengandung konten apa pun yang bertentangan dengan kepercayaan Partai Komunis Cina, menurut seorang pejabat tinggi partai, dikutip dari laporan Daily Mail, 24 Desember 2019. Paragraf yang dianggap salah oleh sensor akan diubah atau diterjemahkan kembali.

Meskipun Injil dan Alquran tidak disebutkan secara khusus, Partai Komunis Cina menyerukan "evaluasi komprehensif agama klasik yang ada bertujuan mengubah konten yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman".

Menurut The Sun, laporan mengatakan bahwa Cina ingin teks-teks suci semua agama besar ditinjau kembali dan menyesuaikannya dengan "era Presiden Xi Jinping".

Cina secara resmi mengakui semua agama tetapi melakukan pengawasan yang ketat terhadap praktik keagamaan.

Advertising
Advertising

Beijing menyoroti bahwa perumpamaan Yesus Kristus harus sejalan dengan Partai Komunis. Namun, Injil dan Alquran bukan satu-satunya kitab suci yang akan ditinjau. Semua teks suci dari agama besar, termasuk Sutra Buddha, akan ditinjau sesuai dengan kampanye Sinofikasi.

Perintah itu diberikan pada bulan November selama pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina, yang mengawasi masalah etnis dan agama di Cina.

Sekelompok 16 pakar, tokoh dan perwakilan agama yang berbeda dari Komite Sentral Partai Komunis Cina menghadiri konferensi bulan lalu, menurut Kantor Berita Xinhua.

Pertemuan tersebut diawasi oleh Wang Yang, Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina.

Wang menekankan bahwa otoritas agama harus mengikuti instruksi Presiden Xi Jinping dan menafsirkan ideologi agama yang berbeda sesuai dengan 'nilai-nilai inti Sosialisme' dan 'syarat dengan zaman', menurut laporan surat kabar Prancis Le Figaro.

Wang mendesak para pejabat untuk membangun sistem keagamaan dengan karakteristik Cina. Para pejabat setuju dengan arahan Wang dan mengklaim bahwa dengan mengevaluasi kembali buku-buku agama, maka akan mencegah pemikiran ekstrem dan ide-ide sesat yang mengikis negara.

Puluhan umat Kristen hadir dalam Misa Malam Natal di sebuah gereja Katolik di Shanghai, Cina pada tanggal 24 Desember 2017. REUTERS/Aly Song

Pertemuan November berlangsung ketika Cina menghadapi kritik global atas kebijakannya terhadap agama, terutama di Xinjiang.

Dokumen yang bocor menunjukkan bagaimana pemerintah Cina menjalankan sistem pusat pendidikan ulang untuk mengindoktrinasi orang-orang Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.

Dokumen-dokumen itu, yang mencakup pedoman untuk mengoperasikan pusat-pusat penahanan dan instruksi bagaimana menggunakan teknologi untuk menargetkan orang, mengungkapkan bahwa kamp-kamp di Xinjiang bukan untuk pelatihan kerja sukarela, seperti yang diklaim Beijing.

Para pakar dan aktivis PBB mengklaim bahwa setidaknya satu juta etnis Uighur dan Muslim lainnya ditahan di pusat-pusat penahanan di wilayah tersebut.

Mantan tahanan mengklaim bahwa Muslim dipaksa makan daging babi dan berbicara bahasa Mandarin di kamp-kamp tersebut.

Setelah awalnya menyangkal keberadaan kamp, Cina mengakui telah membuka pusat pendidikan kejuruan di Xinjiang yang bertujuan mencegah ekstremisme dengan mengajarkan bahasa Mandarin dan keterampilan kerja. Dewan Negara Republik Rakyat Cina telah menerbitkan tiga white paper atau laporan resmi untuk merespons kritik dunia atas isu Uighur di Xinjiang. Laporan tersebut menegaskan bahwa kamp adalah fasilitas kejuruan sebagai bagian dari upaya mencegah terorisme dan separatisme Uighur.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada bulan November bahwa dokumen yang bocor membuktikan bahwa otoritas Cina terlibat dalam penindasan masif dan sistemik terhadap Muslim dan minoritas lainnya.

Kementerian luar negeri Cina menyangkal. Juru bicara kementerian luar negeri Cina Geng Shuang pada Senin menuduh beberapa media mencoreng upaya kontra-terorisme dan anti-ekstremisme Cina di Xinjiang.

Kepada The Guardian, Kedutaan besar Cina di London membantah ada dokumen semacam itu dan mengatakan dokumen itu adalah fabrikasi murni dan berita palsu.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

7 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya