Begini Tahapan Pemakzulan Trump Sampai Vonis Pemecatan

Kamis, 19 Desember 2019 17:30 WIB

Ekspresi Presiden AS Donald Trump, saat melakukan kampanye di Battle Creek, Michigan, 19 Desember 2019. DPR AS mengesahkan pasal pemakzulan Trump dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan kongres terkait isu Ukraina. REUTERS/Leah Millis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemakzulan Trump memulai babak baru dalam sejarah politik Amerika Serikat, dan Donald Trump menjadi presiden ketiga Amerika Serikat yang dimakzulkan setelah Andrew Johnson dan Bill Clinton.

Richard Nixon nyaris dimakzulkan karena mundur sebelum pasal pemakzulan disahkan, dikutip dari CNN, 19 Desember 2019.

Ada dua pasal pemakzulan Trump, pertama, Trump dituduh menggunakan wewenangnya sebagai presiden untuk menekan Ukraina demi kepentingan politik pribadi. Kedua, Trump dituduh menghalangi pejabat pemerintahan bersaksi, tidak menyediakan bukti dokumen yang diminta, dan merintangi penyelidikan Kongres.

Konstitusi Amerika Serikat mengizinkan pemakzulan termasuk ketentuan untuk memakzulkan presiden atau pejabat federal lainnya, termasuk hakim. Pemakzulan Amerika Serikat terinspirasi oleh proses dari sejarah konstitusional Inggris yang berasal dari abad ke-14, sebagai cara bagi Parlemen untuk meminta pertanggungjawaban para menteri raja atas tindakan mereka, menurut Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, dikutip dari Los Angeles Times, 19 Desember 2019.

Klausul dalam Konstitusi: Pasal II ayat 4, mengatakan, "Presiden, Wakil Presiden dan semua Pejabat Sipil Amerika Serikat, bisa dipecat dari jabatannya dengan pemakzulan sebagai hukuman atas Pengkhianatan, Penyuapan, atau Kejahatan Tinggi dan Pelanggaran Berat lainnya."

Advertising
Advertising

Berikut tahapan pemakzulan Trump menurut Konstitusi Amerika Serikat.

DPR AS membuka penyelidikan pemakzulan

Pertama, sebagai bagian dari tanggung jawab pengawasan dan investigasinya, DPR mempertimbangkan apakah akan mengajukan tuntutan pemakzulan terhadap pejabat federal.

Setiap anggota individu DPR dapat memperkenalkan resolusi pemakzulan atau DPR dapat memulai proses dengan mengeluarkan resolusi yang mengesahkan penyelidikan.

Proses pemakzulan saat ini dimulai setelah Ketua Nancy Pelosi mengesahkan penyelidikan.

Penyelidikan dimulai dengan kesaksian tertutup, yang kemudian dipublikasikan, oleh tiga saksi:

1. William B. Taylor Jr., mantan duta besar AS untuk Ukraina

2. George P. Kent, pejabat Departemen Luar Negeri untuk urusan Eropa dan Eurasia

3. Marie Yovanovitch, mantan duta besar AS untuk Ukraina

Panel memutuskan apakah akan menyusun pasal pemakzulan

Komite Kehakiman DPR mendengar pendapat dari empat profesor hukum dalam audiensi publik:

1. Jonathan Turley, Sekolah Hukum Universitas George Washington

2. Noah Feldman, Universitas Harvard

3. Pamela Karlan, Universitas Stanford

4. Michael Gerhardt, Universitas North Carolina

Komite juga mempertimbangkan bukti-bukti terhadap Trump dari Komite Intelijen DPR dan menyetujui dua pasal pemakzulan: penyalahgunaan kekuasaan dan perintang Kongres.

Komite mengirim draf pasal pemakzulan ke DPR AS

Komite Kehakiman DPR memungut suara meneruskan pasal pemakzulan ke dewan penuh pada hari Jumat, 13 Desember, setelah 14 jam perdebatan.

DPR AS mengesahkan pasal pemakzulan

Ini adalah tahap sekarang. DPR AS yang dipimpin Demokrat telah sepakat untuk memakzulkan Donald Trump, 19 Desember 2019.

DPR AS menuduh Trump melakukan kejahatan berat dan pelanggaran ringan, standar konstitusional yang diperlukan untuk menjamin pemecatannya dari jabatan kepresidenan.

Penunjukan manajer

Setelah pasal pemakzulan disetujui, DPR menunjuk anggota untuk mengelola kasusnya di sidang Senat.

Para manajer bertindak sebagai jaksa di Senat dan biasanya berasal dari anggota Komite Kehakiman DPR AS. Jumlah manajer berbeda-beda, tetapi dalam persidangan pemakzulan sebelumnya, jumlahnya biasanya ganjil.

Senat menggelar persidangan

Sidang Senat diperkirakan akan dimulai pada Januari. Partai Republik, mayoritas yang menguasai Senat, ingin menggelar persidangan yang singkat dan mungkin satu hingga dua minggu, dibandingkan dengan persidangan lima minggu Presiden Clinton pada 1999 yang berakhir dengan pembebasannya.

Setelah persidangan dimulai, baik Demokrat DPR dan pengacara presiden diharapkan untuk menyajikan kasus mereka.

Senat dapat memutuskan untuk melanjutkan persidangan dengan memanggil saksi, tetapi Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell (Republik) menolak proposal dari Pemimpin Minoritas Senat Charles E. Schumer (Demokrat) untuk memanggil saksi.

Pemungutan suara di Senat

Untuk memecat presiden dari jabatannya, Senat harus memilih dengan suara mayoritas dua pertiga. Di Senat yang dikuasai Partai Republik, pemecatan Donald Trump tampaknya tidak mungkin.

Dikutip dari Reuters, pemakzulan akan membutuhkan mayoritas dua pertiga dalam 100 anggota Senat, yang berarti setidaknya 20 anggota Partai Republik harus bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara melawan Trump. Sejauh ini tidak ada yang mengindikasikan mereka akan melakukannya.

Pemimpin Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell, telah memperkirakan "tidak ada kesempatan" Senat akan memvonis Donald Trump.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

31 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya